Hebatnya, di negeri asalnya baru di-launching, tak berapa lama kemudian sudah muncul di Indonesia. Seperti Audi R8 yang dipatok Rp 4 miliar-Rp 5 miliar, setara dengan Ferrari F430 dan Lambo Gallardo, didatangkan oleh importir umum Platinum Motor. Dan majalah Auto Bild Indonesia mendapat kesempatan menjajalnya.
Menyapu Lantai
Akankah R8 sama digilai seperti Ferrari, Porsche, ataupun Lamborghini? Untuk menjawabnya, mari kita tutupi logo Audi pada R8 agar penilaian yang diberikan lebih murni. Tidak terpengaruh karisma Kuda Berjingkrak, ataupun Sang Banteng. Secara penampilan, R8 memiliki karisma tak kalah dibanding sportscar asal Italia. Lihat saja sosoknya yang merunduk laksana hendak menyapu lantai. Desain lampu depan sipit dan gril single frame trapezoidal memberi kesan agresif.
Aura supercar sejati pun diperkuat dengan posisi mesin di tengah. Plus, kehadiran rangka aluminium yang membuat R8 memiliki sasis ringan, namun kuat. Tampilan belakang juga tak kalah memesona dengan lampu belakang LED berkelir merah.
Kala berada di dalam kabin, auranya sangat familiar. Tak beda jauh dengan Audi lain yang kita kenal. Setir palang tiga memiliki bagian bawah rata, sebuah ciri mobil balap sejati. Kualitas materialnya tak perlu diragukan. Pun posisi duduk yang relatif nyaman untuk mobil serendah ini.
Bersahabat
Mengemudikan R8 juga tidak susah. Dimensi kompak sepanjang 4,4 meter dan lebar 1,9 meter membuat pengemudi mana pun takkan merasa kagok, bahkan tidak akan kesulitan saat harus membawa R8 menuruni area parkir Gading Auto Center yang sempit dan curam.
Pandangan ke belakang juga sangat baik, tidak terhalang mesin seperti R8 TDI pada edisi silam. Kalaupun dirasa kurang, tersedia back sonar yang akan membantu Anda saat parkir.
Di belakang saya duduk mesin 4.200 cc V8 seperti terdapat pada RS4. Daya yang dihasilkan sebesar 420 dk sementara torsinya mencapai 430 Nm. Suara yang diteriakkannya begitu mekanis dan merdu di telinga. Jangan tanya soal performa, karena R8 mampu menuntaskan akselerasi 0-100 km/jam dalam 4,6 detik dan top speed setinggi 301 km/jam. Dan konsumsi bahan bakar di klaim 1:7,1.
Karakteristik berkendaranya malah terbilang bersahabat. Ayunan supensi terasa rigid tanpa harus membuat seisi kabin sakit punggung. Sementara, handling-nya mantap dan presisi. Jika dirasa kurang, silakan aktifkan mode Sport yang membuat respons kemudi lebih tajam dan suspensi lebih kaku.
No comments:
Post a Comment