Bekerja sama dengan General Motors Corp, merek berlambang "S" ini tengah mengembangkan sistem hibrida terbaru, yakni menggunakan baterai ion litium berukuran kecil, tetapi dengan daya listrik cukup besar. Sistem kendaraan ini nantinya mampu menempuh jarak 20 persen lebih jauh dari mobil berbahan bakar bensin.
Hadirnya Suzuki menambah kekuatan Jepang di segmen hibrida setelah sebelumnya Toyota (Prius) lebih dahulu, kemudian disusul Honda (Insight). Kehadiran ini sekaligus juga memberi opsi bagi konsumen untuk memilih kendaraan hibrida. Kerja sama dengan GM masih terus berlanjut meski produsen mobil dari Amerika Serikat itu sempat pailit Juni lalu.
Sedan midsize Suzuki, Kizashi, yang diluncurkan baru-baru ini akan menjadi varian yang diandalkan untuk mengadopsi sistem dua mesin ini.
Di sisi lain, Toyota Motor Corp (TMC) tak berencana untuk segera memproduksi Yaris hibrida di Perancis. Hal tersebut diutarakan Philippe Boursereau selaku General Manager Product and Corporate Communications Toyota di Perancis.
“Belum ada rencana sekarang ini untuk memproduksi mobil hibrida yang lebih kecil," ungkapnya seperti dikutip kantor berita AP, akhir pekan lalu. Ketegasan ini menjawab adanya spekulasi untuk menambah lini produk hibrida yang selama ini didengungkan, yaitu Yaris, untuk pasokan area Eropa dengan basis produksi di Perancis.
Boursereau melanjutkan, Toyota baru akan menawarkan sistem hibrida untuk seluruh produknya setidaknya dalam satu dekade mendatang. "Jadi yakinlah, tak akan ada versi hibrida untuk Yaris setidaknya 10 tahun ke depan," lanjutnya.
No comments:
Post a Comment