18 June 2008

Test Drive BMW 630i Convertible: Menyatu dengan Alam

Menyatukan diri dengan alam memang mengasyikkan. Bayangkan menempuh perjalanan di pagi hari dengan mobil kap terbuka papan atas, di pinggiran kota Jakarta, dengan angin semilir meniup lembut ujung-ujung rambut. Nuansa hijau dari pepohonan yang terdapat di tepian jalan dan juga dari padang rerumputan yang terhampar di kawasan Jagorawi Golf & Country Club, Jawa Barat, menimbulkan kesan tersendiri.

BMW 630i Convertible berwarna Alpine white yang tampil kontras dengan warna kulit interior Chateu red melaju memasuki kawasan Jagorawi Golf & Country Club. Karena sudah agak terlambat, terpaksa mobil yang atapnya dapat dibuka-tutup itu menyusuri jalan lingkar menuju hole 11.

Karena sinar Matahari belum terlalu panas, atap BMW 630i Convertible ditinggalkan dalam keadaan terbuka. Penambahan cool pigment pada kulit pelapis kursi dengan menggunakan teknologi Sun Reflective, yang berfungsi memantulkan radiasi sinar inframerah Matahari, membuat kursi terhindar dari panas yang berlebihan pada saat terpapar sinar Matahari.

Interior BMW 630i Convertible tampak mewah berkat penggunaan material terpilih dan bahan-bahan berkualitas tinggi serta instrumen panel yang menggunakan bahan chrome berwarna abu-abu mutiara.

Jika dirasakan terik sinar Matahari terlalu panas, pengendara dapat menutup atap lunak, yang terdiri dari tiga lapis, dengan lapisan peredam panas dan suara dari bahan busa polyurethane di bagian tengah, di antara dua lapisan dari bahan karet di sisi dan luarnya. Proses buka-tutup atap itu memakan waktu 25 detik dan dapat dilakukan pada saat mobil melaju dengan kecepatan 30 kilometer per jam.

Asyik dikendarai

Kompas yang mendapatkan kesempatan untuk mengendarai BMW 630i Convertible langsung menemukan bahwa performa mobil yang berkategori coupe convertible itu setara dengan kesan yang dicerminkan oleh desain dan sosoknya.

Mobil yang menyandang mesin berkapasitas 3.0 Liter, 6 silinder segaris, itu lincah (agile) dan asyik dikendarai. Pertambahan kecepatan atau akselerasi berlangsung cepat, ringan, dan halus. Tanpa banyak kesulitan BMW 630i Convertible dipacu sampai 120 kilometer per jam. Namun, dalam keadaan atap mobil terbuka, jika tak ingin rambut berantakan tertiup angin, usahakan kecepatan mobil tidak melampaui 80 kilometer per jam. Di atas kecepatan 80 kilometer per jam, apalagi di atas 100 kilometer per jam, terjadi turbulence di kabin, aliran udara di kabin menjadi heboh, mirip naik sepeda motor dengan kecepatan tinggi.

Mesin dari bahan komposit magnesium/aluminium menghasilkan tenaga 258 PK pada 6.600 rpm dan torsi 300 Nm pada 2.500 rpm, yang sanggup membuat BMW 630i Convertible berakselerasi dari 0-100 kilometer per jam dalam waktu 7,2 detik. Meskipun demikian, mesin itu hanya mengonsumsi 1 liter bensin untuk menempuh perjalanan sejauh 10,1 kilometer. Cukup irit, bahkan untuk sebuah mesin yang berkapasitas 2.0 Liter.

Meskipun atap dalam keadaan terbuka, penumpang BMW 630i Convertible tetap aman, walaupun mobil terguling (rollover). Dengan catatan, semua penumpang mengenakan sabuk pengaman (seatbelt). Dalam keadaan mobil terguling, pilar A yang mengapit kaca depan telah diperkuat sedemikian rupa sehingga tetap kokoh pada tempatnya. Dan, advance crash safety module, yang membaca sinyal dari sensor bahwa mobil akan terguling, dalam hitungan sepersekian detik langsung mengaktifkan roll bar (pelindung berbentuk baja melengkung). Roll bar yang tersimpan dalam modul di belakang sandaran kepala kursi belakang akan muncul ke atas sehingga semua penumpang di dalam mobil terlindungi.

BMW 630i Convertible dilengkapi dengan sistem persneling otomatik dengan 6 tingkat kecepatan, dan dilengkapi dengan steptronic (sejenis tiptronic). Dengan demikian, pengendara dimungkinkan untuk menaikkan dan menurunkan gigi persneling secara manual, dengan mendorong atau menarik tangkai persneling yang bentuknya mirip joystick, atau menekan pedal kecil di setir.

Mobil yang dijual dengan harga off the road Rp 1,557 miliar itu dilengkapi dengan Active Steering yang membuat setiap manuver mobil menjadi lebih mudah, dan run flat tyre, yang memungkinkan mobil tetap dapat dikendarai sejauh 150 kilometer dengan dengan kecepatan 80 kilometer per jam dalam keadaan ban kempis, atau tanpa tekanan sama sekali.