13 August 2009

Mendukung Penjualan Fiesta, Ford Indonesia Investasi Rp 250 Miliar

Seiring rencana PT Ford Motor Indonesia (FMI) meluncurkan produk terbarunya, Fiesta, tahun ini, maka salah satu strategi untuk mendukung kesuksesan di pasar adalah menambah jaringan. Untuk itu, agen tunggal pemegang merek (ATPM) mobil Ford di Indonesia itu berencana menambah 10 unit dilernya pada 2009-2010.

Direktur Pemasaran FMI Davy Tulian menjelaskan, sejak 2008, pertumbuhan diler yang ditargetkan perusahaan mencapai 35 persen atau menjadi 40 diler dari sebelumnya 30. Masuk semester kedua 2009, akan diresmikan lagi tiga diler yang masing-masing berlokasi di Surabaya, Duri Pekanbaru, dan Bumi Serpong Damai.

"Sampai akhir tahun ini, total diler yang kami miliki mencapai 35 unit, tahun depan kita targetkan mencapai 40 unit. Satu unit diler diperlukan investasi sekitar Rp 15 miliar-Rp 25 miliar belum termasuk unit yang dipasok," paparnya di Jakarta, Kamis (13/8).

Berarti, FMI akan menginvestasikan dana sebesar Rp 250 miliar untuk 10 cabang baru. Penambahan itu dikarenakan mengembangnya segmen produk yang dimilikinya. Selama ini, FMI masih mengandalkan penjualan utamanya, Ford Ranger, untuk kebutuhan armada (fleet).

"Memang dengan masuknya Fiesta, kita semakin serius menggarap segmen passanger car. Untuk itu, saya turun sendiri, mekanik dilatih lagi, pelayanan, diler harus meningkatkan pelayanannya, dan lain-lain. Pokoknya kita sudah persiapkan lah," ungkapnya.

Fiesta rencananya akan diperkenalkan pada semester pertama tahun depan atau tiga bulan setelah Mazda 2 masuk pasar mobil nasional. PT Mazda Motor Indonesia (MMI) berencana meluncurkan Mazda 2 pada akhir tahun.

Fiesta telah berhasil mencatatkan prestasi penjualan di sejumlah wilayah di dunia. Sebut saja beberapa negara, seperti China, Australia, dan Afrika Selatan. Nah, apakah sukses tersebut bisa diikuti di Indonesia ?

Chrysler Ingin Kembali Berkiprah di Indonesia

Salah satu raksasa otomotif Amerika, Chrysler Group LLC, mengintip pasar otomotif Indonesia. Mungkin langkah ini untuk menata ulang jaringan bisnis yang pernah ditempuh sebelumnya.

Hal tersebut terungkap dengan kehadiran Peter Mackenzie selaku Chrysler South East Asia Regional Manager yang bertemu pejabat pemerintahan Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian (Depperin) Budi Darmadi dan Direktur Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan Depperin Panggah Susanto, Kamis (13/8). Pada pertemuan itu, Peter mencoba menanyakan potensi pasar di kawasan ASEAN.

"Mereka bisa dibilang menjajaki pasar Indonesia-lah. Mungkin untuk tahap awal impor dulu, arahnya menuju ke sana. Tapi belum-lah, masih terlalu awal," ungkap Panggah saat dikonfirmasi Jumat (14/8).

ASEAN merupakan salah satu regional yang industri otomotifnya paling berkembang di Asia, di luar China dan India. Dengan ini, maka sejumlah prinsipal otomotif dunia mulai berencana menggarap serius pasar potensial di Tanah Air ini. Artinya, tak menutup kemungkinan, nantinya Chrysler akan berinvestasi di Indonesia.

"Ke arah itu kita belum tahu. Mereka hanya memperkenalkan diri-lah ke Depperin," lanjut Panggah.

Meski Chrysler sempat memiliki perwakilan (ATPM) di Indonesia pada era di bawah 1990-an, belakangan ini produk Chrysler masuk secara utuh atau completely built-up (CBU) vehicle oleh importir umum. Beberapa merek Chrysler yang cukup dikenal di pasar nasional yakni Jeep (Grand Cherokee, Wrangler, dan CJ), PT Cruiser, Dodge, dan Chrysler.