12 November 2008

Nissan Luncurkan Murano dan Rogue di Korea

Nissan Motor Co., Ltd (NML) hari ini secara resmi mulai meluncurkan produknya di Korea. Selama ini, pasar Korea tertutup untuk produk mobil negara lain. Karena itulah Nissan menganggap langkahnya ke Korea sebagai babak baru yang sangat penting untuk menjadi merek global. Sebenarnya, Nissan tiga tahun lalu sudah menjajal Korea, namun menggunakan merek Infiniti. Produk Jepang lain yang sudah menyatakan masuk lagi ke Korea adalah Mitsubishi.

Produk awal yang dijual Nissan di Korea adalah Murano, crossover premium ukuran sedang dan crossover kompak, Rogue. Untuk sementara ini, Nissan membukaempat ruang pamernya di Seoul, Gyeonggi dan Busan.

“Penggenalan merek Nissan di Korea merupakan bagian penting dari target Nissan untuk mengembangkan bisnisnya secara global,” kata Gilles Normand, wakil presiden NML yang menangani pengembangan bisnis Nissan di Korea. “Korea adalah sebuah fakta, salah satu pasar global yang belum dijangkau oleh Nissan. Karena itu, momen ini sangat spesial bagi Nissan,” tambah Gilles.

Selain model yang disebutkan di atas, Nissan juga akan memasarkan sedan Altima tahun depan bersama supercar Nissan GT-R.

“Dengan kedatangan merek Nissan ke Korea hari ini, kami sekarang mempunya dua merek yang berbeda untuk memenuhi keinginan pelanggan dengan kebutuhan berbeda. Kami merupakan perusahaan Jepang pertama yang memperkenalkan dua merek kelas premium di Korea,” ujar Greg Phillips, presiden Nissan Korea Co., Ltd (NKL). “Kami yakin, dengan merek Nissan yang sudah menglobal, kehadirannya akan disambut dengan baik di Korea,” tambahnya.

Di Korea Murano dijual 48.9 juta won, termasuk pajak dan Rogue dengan varian 2WD, 4WD Deluxe dan 4WD Premium ditawarkan dengan harga 29.9 juta won, 34.6 juta won dan 35.9 juta won, termasuk pajak. (1 won = Rp 8,6)

GM-Daewoo Hentikan Sementara Produksi

Salah satu produsen mobil terbesar di dunia, General Motors yang telah membeli saham otomotif di Korea Selatan, Daewoo, tengah mempertimbangkan menghentikan sementara produksinya karena penurunan permintaan dari penjuru dunia. ”Kami tengah mengkaji penutupan sementara itu. Keputusan akan diambil pada akhir November nanti. Seperti industri lainnya, GM juga terkena dampak krisis finansial global,” kata Kim Young-soo, juru bicara GM Daewoo, di Seoul, Selasa (11/11).

Surat kabar lokal memberitakan bahwa pabrik mobil itu akan ditutup selama 10 hari mulai 20 Desember. GM Daewoo melaporkan penurunan penjualan sebesar 11,3 persen menjadi 73.180 unit pada Oktober lalu dibandingkan dengan penjualan bulan Oktober tahun lalu.

Kantor berita Yonhap menyebutkan bahwa penutupan sementara itu merupakan yang pertama kali sejak tahun 2002 ketika GM dan mitranya mengambil alih saham di Daewoo Motor. Kelompok usaha itu juga terjerat utang sebesar 82 miliar dollar AS, salah satu utang korporasi yang terbesar di dunia. Daewoo terlibat utang karena terempas krisis finansial Asia tahun 1997-1998. GM dan produsen mobil lainnya di AS saat ini berada dalam kesulitan karena krisis ekonomi global.

CEO GM Rick Wagoner mengatakan, GM memerlukan pertolongan dari pemerintah federal sebelum Presiden AS terpilih Barack Obama mulai bertugas Januari mendatang.

Otomotif India
Merosotnya penjualan mobil juga terjadi di India. Angka penjualan mobil domestik turun dari 106.877 unit tahun lalu menjadi hanya 98.900 unit pada Oktober 2008. Menurut pelaku industri otomotif India, apa yang telah dilakukan pemerintah dan bank sentral belum menolong sektor otomotif.

Honda All-New Odyssey Lebih Ceper dan Sensual

Hari ini (16/10), Honda Motor Co, Jepang meluncurkan salah satu produk andalannya di segmen MPV yang juga sangat dikenal di Indonesia, yaitu All-New Odyssey. MPV Honda ini modelnya mengalami perubahan total. Ditambahkan, mulai besok (17/10), kendaraan ini dijual untuk konsumen Jepang

Fitur baru Odyssey adalah posturnya yang lebih ceper. Untuk ini Honda menurunkan tinggi lantai All-New Odyssey, termasuk atapnya. Meski begitu, ruang interior MPV ini lebih luas dibandingkan versi sebelumnya. Tinggi total MPV ini sekarang 1.545 mm.

Varian
Pada peluncuran ini, diperkenalkan tiga varian All-New Odyssey, yaitu M, L dan Li. Juga ditawarkan dua sistem penggerak, yaitu gerak roda depan dan 4 x 4 (4WD). Nantinya juga akan diluncurkan versi yang lebih mewah, yaitu Absolute dengan penampilan sporty dan mesin yang lebih galak.

Untuk interior, juga ada beberapa varian, antara lain, warna “gold” yang memberi kesain sporty dan dinamik, hitam dengan kesan elegan. Perlengkapan yang disertakan berbeda pada setiap varian

Penampilan
All-New Odyssey tampil lebih gaya, tegas, elegan dan sporty dibandingkan pendahulunya berkat, kontour dan sudut-sudut bodi yang bundar. Menurut Honda, konsep baru ini diaplikasikan dengan target mampu membangkitkan perasaan orang untuk melihat, menaikki dan mengemudinya. Lantas tentu saja menikmati mobil sebagai kendaraan keluarga moderen yang nyaman dan aman.

Postur kendaraan ini lebih ramping. Honda menyebutnya lebih sensual dan dinamis. Dari samping, kendaraan ini memang kelihatan seperti siluet cairan dengan satu garis gerakan dari kap depan sampai ke atap belakang (konsep inilah yang digunakan sebagai iklan teaser sebelum MPV ini diluncurkan).

Pengembangan lain yang dilakukan adalah memperbaiki mutu pilar-pilar pintu. Tujuan agar lebih kuat namun dimensi bisa diperkecil. Dengan ini, selain semakin aman, juga memberikan pandangan yang makin luas, baik bagi pengemudi maupun penumpang yang berada di dalamnya.

Teknologi Baru
MPV Honda ini dilengkapi teknologi pengaman baru, yaitu sistem kamera dari berbagai sudut. Untuk versi khusus, juga ada tambahan jok depan yang dapat disetel (naik-turun atau diputar) hanya dengan menekan tombol. Versi terakhir ini akan dipasarkan di Jepang 13 November 2008.

All-New Odyssey ini merupakan generasi keempat dari Odyssey yang mulai diperkenalkan pada 1994. Versi terbaru ini lebih mengedepan hubungan antara manusia dan mesin. Honda berharap, kendaraan ini bisa memberikan kebebasan kepada seluruh penumpangnya dan menciptakan suasana mobilitas yang berbeda.

Harapan konsumen yang ditawarkan Honda pada produk baru ini adalah konsumsi bahan bakar yang lebih irit dan lingkungan emisi makin rendah. Untuk itu, Honda memasang mesin 2,4 liter, DOHC, i-VTEC plus transmisi CVT yang bekerja torque converter (kombinasi otomatik konvensional dan CVT). Dijelaskan, selain target bahan bakar dan emisi bisa dicapai, performa kendaraan juga makin mantap dan memuaskan.

Berdasarkan hasil tes untuk versi standar, konsumsi bahan bakar 13,2 km/liter. Untuk itu, semua fitur kontrol menggunakan DBW atau “drive by wire”. Juga ada tambahan mode ECON untuk menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih irit, yaitu kombinasi pengontrolan CVT dan AC untuk mengurangi beban mesin.

Daihatsu Grand Max Minivan Dengan Interior Baru

Salah satu produk andalan Daihatsu yang dibuat di Indonesia, Gran Max - khususnya minivan - versi terbarunya telah diperkenalkan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) kepada wartawan Rabu (5/11) kemaren. Pengenalan tidak dalam bentuk presentasi produk, tetapi meminta wartawan merasakan dan mengemudikan langsung Grand Max , Jakarta – Puncak – Bogor dan Jakarta selama satu hari.

“Karena tidak ada perubahan pada mesin dan juga penampilannya sama, saya ingin wartawan mencoba Gran Max secara langsung. Merasakannnya kenyamanannya,” jelas Amelia Tjandra, direktur pemasaran ADM saat melepas rombongan wartawan untuk menguji coba 5 unit Gran Max minivan di kantor ADM, Sunter, Jakarta Utara.

Eksterior
Pada ekstrior perubahan hanya dilakukan pada pintu belakang. Bila sebelumnya menggunakan pintu yang membuka ke samping atau ayun, sekarang membuka ke atas atau diangkat. Daihatsu menyebutnya “front facing”. Pintu belakang model ini lebih umumnya dipakai pada kendaraan model hatchback dan SUV.

Interior
Pada interior perubahan dialkukan pada posisi dan konfigurasi jok deret kedua dan belakang. Sekarang, seluruh jok – 3 deret – menghadap ke depan. Sebelumnya, jok belakang saling berhadapan seperti yang digunakan pada angkutan kota.

Desain jok deret ketiga juga cukup bagus, terdiri dari dua bagian dengankomposisi 40 : 60. Kedua jok bisa dilipat dan digeser ke depan. Kemiringan sandaran juga dapat disetel untuk memberikan kenyamanan lebih bagi penumpangnya. Di samping itu, di tengah kedua jok belakang disertai pula dengan sandaran tangan (arm rest) berukuran cukup besar. Dengan perubahan jok belakang, kapasitas penumpang pun dipatok Daihatsu menjadi 8 orang (termasuk pengemudi). Sebelumnya 9 penumpang

Jok deret kedua atau tengah, desainnya diubah dengan bentuk yang lebih baik. Kini jok tengah mengunakan desain 40:60 (dulu menyatu) yang bisa dilipat sendiri-sendiri atau terpisah. Tambahan lain pada jok adalah sandaran di tengah dan kepala pada kedua jok.

Dengan perubahan pada posisi dan desain jok tengah dan belakang, ruang kaki buat penumpang tengah menjadi lebih lega. Bila sebelumnya jarak pringgir terdepan jok tengah ke belakang jok depan hanya 790 mm kini menjadi 950 mm. Hal ini bisa dilakukan karena posisi jok bergeser sedikit ke belakang.

Lebih Lega
Bagi penumpang tengah dan belakang, interior Gran Max terasa lebih lagi. Kelegaan ini tidak hanya berkat pergeseran posisi jok tengah, juga karena letak mesin yang lebih rendah. Hasilnya penumpang pada jok kedua bisa menyelonjorkan kakinya dengan bebas ke depan atau ke belakang jok depan. Di samping itu dengan posisi mobil yang lebih rendah, membuat posisi pengemudi dan penumpang lebih nyaman.

Dengan perubahan ini, Daihatsu ingin meraih konsumen lebih banyak lagi di segmen minibus atau kendaraan penumpang dengan jumlah penumpang lebih dari 7 orang. Namun yang pasti, harga pun mengalami perubahan.

Varian Gran Max minivan yang ditawarkan Daihatsu terdiri hanya berbeda pada mesin. Untuk Gran Max dengan mesin 1,3 liter DOHC harganya menjadi Rp 99,5 juta. Sedangkan Gran Max bersmesin 1,5 liter,dipatok Rp 110,4 juta “on the road” untuk wilayah Jakarta.

Tak kalah menarik, kedua varian ini telah dilengkapi dengan AC dan power steering untuk kenyamanan pengemudi dan penumpangnya! Dengan harga yang cukup kompetitif itu dibandingkan dengan minivan sekelas, Gran Max Minivan dapat dijadikan pertimbangan bagi konsumem mobil Indonesia sebagai salah satu pilihan alternatif. Terutama bagi konsumen yang memerlukan kendaraan dengan daya muat lebih banyak plus kemampuan sebagai angkutan serbaguna.

Tes Riil Bahan Bakar Chevrolet Captiva dan Optra Magnum

Umumnya ATPM menginformasikan konsumsi bahan bakar kendaraan mereka saat launching atau melakukan road test dalam kondisi mobil masih baru. Barangkali belum ada seperti yang dilakukan PT GM Auto World Indonesia (GMAWI), Jumat dan Sabtu (24-25/10) lalu. ATPM Chevrolet di tanah air itu mengadakan pengujian konsumsi BBM terhadap produk mereka.

Kendaraan yang diuji Chevrolet Captiva 2.4L bensin dan Captiva 2.0L Diesel VCD1 yang dilengkapi transmisi Teptronik, Chevrolet Optra Magnum 1.6L (matik) plus satu unit pendukung Chevrolet Estate. Mobil-mobil yang diuji ini bukan gres, seperti Captiva berusia di atas satu tahun yang merupakan demo car yang sebelumnya sudah di tes oleh puluhan media.

Sebagai tenaga penguji, GMAWI mengajak 10 wartawan dari 10 media nasional, termasuk salah satunya kompas.com. Dalam setiap kendaraan diisi 4 orang (termasuk pengemudi), plus dari GMAWI. Dan ini merupakan pengujian untuk kedua kalinya, setelah yang pertama kala launching.

Pengujian tidak ada ketentuan khusus. Metode yang dipakai natural, full to full ke masing-masing kendaraan di SPBU Pertamina Gatot Subroto. Chevrolet Captiva 2.4L bermesin bensin diisi dengan Pertamax dan 2.0L bermesin diesel diisi dengan Bio Diesel, masing-masing memnpunyai kapasitas tangki BBM sebesar 65 liter. Sedangkan Chevrolet Optra Magnum yang diisi Pertamax, memiliki kapasitas 60 liter.

Kecepatan dibebaskan dan tidak ada konvoi. “Wartawan dibiarkan menggunakan karakter mengemudi masing-masing dengan kendaraan yang semua kami bawa bertransmisi otomatis,” ungkap Kiki Fajar, PR & Corporate Communication Manager PT GMAWI.

Lebih lanjut Kiki menjelaskan, pihaknya sengaja membawa produk-produknya untuk diuji kembali tingkat konsumsi BBM-nya oleh para Jurnalis, tak lain ingin membuktikan bahwa produk Chevrolet bukan produk yang boros. “Dalam pengujian yang sudah menjadi tradisi ini, kami menggunakan metode yang natural dan normal 99 persen sesuai dengan kenyataan sehari-hari,” tutup Kiki.

Makanya, rute yang dipilih, Jakarta-Bandung-Ciwidey-Jakarta berjarak sekitar 375 km sudah disesuaikan dengan kondisi sangat mewakili perjalanan keluarga Indonesia. Termasuk start dari Senayan dipilih pukul 16.00 karena saat itu kondisi lalulintas di dalam kota paling macet dan kecepatan mobil sekitar 20 km/jam.

Namun titik nol pengujian dimulai dari pompa bensin Gatot Subroto, di mana semua kendaraan diisi penuh bahan bakarnya. Ketika masuk tol Gatot Subroto menuju Cikampek sampai kilometer 59, lalulintasnya masih padat dengan kecepatan antara 40 km/jam hingga 60 km/jam. Baru masuk tol Cipularang yang kontur jalannya bergelombang, kecepatan mobil bisa digenjot tinggi antara 120 km/jam sampai 160 km/jam.

Masuk pintu tol Pasteur, kami kembali dihadang antrean panjang. Begitu juga ketika menuju obyek wisata Kawa Putih di Ciwidey, sengaja melewati jalur dalam kota yang padat merayap. Sampai di Soreang, rombongan menghadapi jalan sempit, menanjak dan menurun cukup terjal ditambah tikungan tajam berjarak sekitar 30 km sampai Kawah Putih dan naik lagi ke atas ke Rancawilini (lokasi perkebunan the yang indah).

Ketika kembali ke Jakarta, pengisian kedua baru dilakukan ketika tiba di Soreang (mau balik ke Jakarta). Hasilnya, Captiva 2.4L (bensin) mencatat 1 liter menempuh 8,3 km, Captiva Diesel 2.0L, 1 liter sejauh 10,6 km dan Optra Magnum 1 liter sepanjang 9,4 km. Jumlah pemakaian konsumsi yang normal dengan kondisi rute pengujian yang bervariasi.

Termasuk pemakaian AC, trus pengujian tidak dilakukan malam hari, tapi dari pagi hingga sore. Bahkan suhu udara, mulai dari sekitar 35 derajat Celsius sampai di bawah 25 derajat celcius (ketika di Kawah Putih dan Rancawilini).

Bahkan rute dari Soreang, Jawa Barat menuju Jakarta melalui tol Kopo, Cipularang, Cikampek dan dalam kota Jakarta, konsumsi bahan bakar jauh lebih irit. Untuk Captiva 2.4L menempuh 12,2 km untuk 1 liter, Captiva 2.0L Diesel 12,5 km untuk 1 liter dan Optra Magnum menempuh 14 km untuk 1 liter.

Dengan hasil tes ini, konsumen bisa membandingkan dengan produk dari merek lain. Tapi, tentunya dengan metode, kondisi lalu lintas dan karakter mengemudi yang bebas seperti diterapkan di sini.

All Rounders Dari New Ford Escape

Sebelum di launching pertengahan Oktober ini, Kompas.com sempat merasakan performa, kenyamanan, kelincahan serta kegesitan New Ford Escape. Rute dirancang oleh PT Ford Motor Indonesia (FMI) dari Jakarta menuju ke tempat wisata Kemuning di Sukabumi berjarak sekitar 125 km.

Dalam acara "Media test & Ride", 18-19 September lalu, FMI menyediakan tiga unit Escape baru, mulai dari varian termewah Limited, XLT dan XLS yang semuanya bertransmisi otomotis. Kebetulan kompas.com nendapat kesempatan menjajal versi termewahnya yang punya beberapa kelebihan. Seperti panel instrumen bercorak wood, spoiler belakang, side rocker, bumper overrider dan pengontrol AC otomotis.

Sebagai Real SUV yang bisa menjelajah segala medan (all rounders), mesin Escape Duratec 2.3L 4 silinder DOHC 16V teruji di medan yang cukup komplet.Ketika merayap di jalan bebas hambatan (Tol), saat dilakukan akselerasi terasa halus karena mesin sudah dilengkapi Variable Valve Timing (VVT) dan Electronic Throttle Control System (ETCS).

Bahkan dengan didukung dua teknologi itu, konsumsi bahan bakar sejak pergi hingga balik tidak melakukan pengisian ulang. Malah sampai finish di Pondok Indah, posisi bahan bakar masih seperempat lebih.Pihak FMI mengklaim pemakaiannya 10,4 liter per kilomter.

Padahal, kondisi lalulintas bervariasi. Malah ketika melintas di Cisaat, Sukabumi terjadi antrean panjang. Kemudian masuk Kemuning Resort dihadang jalanan sempit dan tanjakan terjal 45 derajat dengan sudut tikungan 30 derajat. Kondisi ini dilahap dengan santai.

Khusus untuk menaklukkan tanjakan terjal, posisi tongkat transmisi matik harus diturunkan ke angka 2 karena tanpa diawali dengan ancang-ancang dan dalam satu mobil itu berisi lima orang berbadan subur semua. Begitu juga ketika meliuk tikungan, keolengan bodi kecil karena dibekali sistem suspensi yang independen.

Terlebih menghadapi medan off-road, meski tergolong ringan namun segala aspek di mobil teruji. Seperti tanjakan yang di atasnya terdapat jalan berlubang, sehingga membuat satu roda tak menginjak tanah, toh mobil bisa lolos. Rintangan seperti ini dilalui beberapa kali. Tak perlu mengumbar tenaga mesin berlebihan karena dengan torsi 20,7kgm pada 4.000 rpm, cukup diurut pedal gas, sekalipun sistem gerak dua roda (2WD) sudah bisa lolos.

Sayang, diameter genggaman setirnya kurang pas untuk kendaraan SUV, malah cocok buat sedan. Sehingga, saat memutarkan kemudi harus diperlakukan halus. Tapi, itu bukan jadi masalah serius. Apalagi SUV ini diperuntukkan mereka berusia 30-40 tahun, lingkar kemudi standar bisa diganti dengan yang bergaya sport.