10 August 2009

Leaf, Andalan Masa Depan Nissan Menantang Hibrida

Nissan Motor Co, produsen mobil nomor tiga terbesar Jepang, Minggu (2 Agustus) lalu memulai era barunya. Perusahaan tersebut meluncurkan andalan masa terbaru untuk menghadapi penetrasi mobil hibrida, yaitu hatchback listrik, yang diberi nama Leaf.

Nama tersebut dipilih karena daun adalah pemurni udara di atmosfer. Bagi Nissan, Leaf nantinya akan memurnikan mobil dari polusi atau kendaraan tanpa emisi.

Pengamat menilai, gebrakan Nissan ini merupakan upaya mereka tetap bisa bersaing dengan dua produsen utama Jepang, Toyota, dan Honda. Pasalnya, Toyota dan Honda berhasil memproduksi dan memasarkan mobil hibrida secara massal. Bahkan, Toyota, melalui Prius, sukses memasarkan mobil hibrida di Amerika Serikat dan Jepang. Sementara itu, Nissan tidak punya andalan di segmen hibrida.

Bukan eksklusif
“Kami melihat mobil listrik bukan eksklusif (niche), tetapi produk massal,” ungkap Carlos Ghosn, Presdir sekaligus CEO Nissan Motor Co.

Ia menambahkan, masalah yang dihadapi mobil listrik sekarang ini adalah kapasitas produksinya yang masih kalah dibandingkan dengan kendaraan bermesin bensin. Namun, soal kemampuan, seperti Leaf, sangat bertenaga.

“Sama dengan mobil bermesin bensin yang dilengkapi turbo. Kelebihannya tidak ada gejala turbo lag. Di samping itu, tidak perlu ganti gigi,” lanjutnya. Dalam hal ini, Nissan menggunakan "shift by wire".

Diakuinya, di masa transisi sekarang, mobil hibrida makin populer di beberapa pasar dunia. Kendati demikian, ia menilai, mobil tersebut masih eksklusif. Pasalnya, mobil hibrida baru menguasai 2 persen pasar global.

Tahun depan
Nissan Leaf sendiri baru dijual akhir tahun depan di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Ghosn sangat bangga dengan andalan masa depan ini. “Leaf adalah sukses besar Nissan. Seluruh karyawan Nissan bangga dengan mobil,” katanya.

Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Nissan, dimensi Leaf sama dengan Grand Livina. Tepatnya (dalam mm): Panjang 4.445, lebar 1.770, dan tinggi 1.550. Sementara itu, Grand Livina punya panjang 4.420, lebar 1.690, dan tinggi 1.595. Modelnya juga sama, hatchback! Namun, wajah Leaf lebih landai, aerodinamis, untuk meningkatkan efisiensinya.

Jarak tempuh: 160 km
Performa Leaf yang diunggulkan Nissan adalah satu kali isi baterai bisa digunakan untuk jarak 160 km (*US LA4 Mode). Baterai yang digunakan adalah lithium ion khusus dengan ukuran lebih kecil dan dilaminasi.

Berdasarkan survei yang dilakukan Nissan secara ekstensif terhadap konsumen global, mereka puas dengan kemampuan tersebut. Pasalnya, 70 persen pemakai mobil di dunia setiap harinya menggunakan mobil rata-rata 160 km. Kemampuan lainnya, beterai bisa diisi secara cepat, yaitu 30 menit sampai 80 persen.

Pengisian di rumah dengan tegangan 200 volt di Jepang membutuhkan waktu 8 jam. Kondisi tersebut cukup bila mobil digunakan kembali esok hari dengan start di pagi hari.

Performa
Baterai lithium-ion yang digunakan Nissan mampu menghasilkan tenaga 90 kW (120 PS) lebih. Sementara itu motor listriknya menghasilkan tenaga 280 kW dan torsi 280 Nm. Kemampuan ini memastikan Leaf sangat responsif, enak dikebut, dan membuat pengemudinya seperti mengemudikan mobil sport bermesin bensin. Kecepatan tertinggi yang bisa dicapai 140 km/jam.

Ditambahkannya, mobil ini tidak lagi dilengkapi knalpot. Saat dijalankan, mobil tidak menimbulkan suara berisik. Tidak ada emisi atau gas rumah kaca. Lantas, dengan tambahan regenerative brake system (RBS), Leaf menjadi sebuah mobil yang sangat efisien dalam hal konversi energi.

Juga dijelaskan, mobil listrik ini akan dirakit di Oppama, Jepang. Untuk meningkatkan kapasitas produksi, Leaf juga dibuat di Smyrna, Tennesse, Amerikat Serikat.

Sementara itu, baterai lithium-ion diproduksi di Zama, Jepang. Bila permintaan meningkat, kapasitas produksi ditingkatkan dengan mendirikan pabrik di Amerika Serikat, Inggris, dan Portugal. Yang juga sedang dilakukan, studi untuk membangunnya di negara lain.

Mantan PM Jepang
Peluncuran dilakukan bersamaan dengan peresmian markas global baru Nissan di Yokohama. Ghosn mengemudikan Leaf berwarna biru langit ke panggung dengan penumpang mantan Perdana Menteri Jepang, Junichiro Koizumi, plus dua tamu lainnya.

“Hari ini kami merayakan awal bab baru dari kehidupan perusahaan kami,” ungkap Ghosn. Menurutnya, pada 2020, 10 dari kendaraan yang dibuat atau dipasarkan, 1 adalah mobil listrik.

Disewakan
Perusahaan mobil, seperti Toyota dan Volkswagen AG, juga mengumumkan rencana peluncuran mobil listrik dalam beberapa tahun mendatang. Namun, menurut mereka, butuh waktu satu dekade untuk sampai ke kinerja seperti mobil bermesin bensin sekarang ini.

Pasalnya, harga beterai lithiun-ion masih mahal, rentang penggunaannya terbatas dan waktu pengisian yang lama, terutama bila mengandalkan teknologi baterai sekarang ini.

Nissan belum bisa mematok harga Leaf. Hanya dijelaskan, jika harga baterai lithium-ion nantinya makin murah, dipastikan harga mobil ini bisa bersaing dengan mesin bensin.

Karena masih mahal, seperti yang dilakukan oleh Mitsubishi dengan iMiEV-nya dan Toyota dengan Prius plug-in, pada tahap awal, Nissan mempertimbangkan untuk menyewakannya kepada perusahaan atau departemen pemerintah di Jepang.