19 February 2009

Ford Focus Diesel Vs Bensin

Sebelum Focus baru dipasarkan, Ford motor Indonesia (FMI) mengajak wartawan untuk mencoba performa mobil ini. FMI menyediakan 6 unit Focus, yang terdiri dari 2 unit sedan, Focus Ghia bermesin bensin 2,0 liter dan 4 unit hatchback. Focus hatchback terdiri dari 2 unit bensin 2,0 liter (Comfort dan Sport) dan 2 unit diesel 2,0 liter.


Selain mengemudikannya langsung di jalan raya, wartawan juga diberi kesempatan mencoba berbagai kemampuan kinerja Focus, antara lain akselerasi 0-100 km/jam, pengereman pada 80-0 km/jam, slalom, test ESP, dan memutar sirkuit Sentul pada kondisi permukaan jalan basah.

Kendati demikian, karena adanya beberapa varian, pengetesan tidak bisa dilakukan untuk membanding antara varian secara menyeluruh. Untuk mengetes rem, slalom, ESP yang digunakan hanya Focus diesel.

Untuk akselerasi, langsung dibandingkan kemampuan Focus hatchback bensin 2,0 liter Sport vs Diesel.

Akselerasi
Dengan sama-sama menggunakan transmisi otomatik, kapasitas mesin yang sama, Focus diesel lebih perkasa dibandingkan bensin. Rata-rata, akselerasi 0–100 km/jam dari Focus bensin Sport: sekitar 13 detik. Sedangkan Diesel atau TDCi 10 detik. Bahkan ada mencapai 9,58 detik.

Rem
Tes menggunakan Focus TDCi. Untuk jarak 80-0 km, jarak pengereman menurut yang terbaik adalah Ford 25 meter. Ketika dites oleh wartawan ada yang mencapai 18,90 meter. Menarik, dengan ABS, meski digunakan secara berulang untuk pengereman, ban tetap mulus. Tidak ada gejala mengalami kebotakan pda bagian tertentu. Getaran pedal saat mobil direm hampir tidak dirasakan.

Slalom & Manuver
Tes ESP (electronic stability program) dilakukan pada kecepatan 60 km/jam dengan kondisi permukaan jalan basah. Mobil ternyata gesit dan setirnya responsif mengikut perintah pengemudi. Ternyata semua wartawan dapat menjalan tes tanpa harus menjatuhkan cone yang sebagai tanda untuk berkelit ke kanan dan kiri.

Begitu dicoba melakukan slalom, Focus mampu membuktikan kelincahannya. Kendati para watwan bukanlah peslalom profesional, ternyata bisa berzig-zag dengan baik di antara cone.

Informasi tambahan, ESP hanya digunakan pada TDCi Sport.

'Hot Lap'
Kebetulan, ketika giliran Kompas.com menguji kemampuan berbagai aspek kerja mobil selama 4 lap, hujan ringan turun. Pada kecepatan 80 km/jam, mobil ini membelok dengan begitu mudah tanpa gejala membuang. Padahal permukaan jalan basah. Kerja pengemudi makin mudah karena pengemudi tidak perlu memindahkan gigi.

Posisi Pengemudi
Posisi duduk terasa nyaman. Setir dapat dinaik-turunkan sehingga pengemudi bisa memperoleh kenyamanan maksimum. Tangan bisa menggapai setir dengan mudah. Begitu juga dengan pedal-pedal gas dan rem.

Rem tangan, tuas transmisi dapat dicapai dan dioperasikan dengan mudah. Penglihatan ke depan, samping dan belakang luas.

Sebagai penumpang
Duduk sebagai penumpang, baik di depan maupun di belakang, terasa sangat nyaman melewati berbagai kondisi jalan.

Kesimpulan
Untuk stabilitas, Ford Focus yang juga dipercaya sebagai WRC memang tak terbantahkan. Tak kalah menarik, Focus TDCi atau Diesel punya kemampuan lebih hebat untuk akselerasi.

Untuk mesin diesel, Ford harus memberikan informasi lebih gencar kepada konsumen karena masih banyak awam berasumsi, mesin diesel payah dan kalah cepat dari mesin bensin. Mereka juga menganggap, mesin diesel kurang nyaman.

Di antara varian Focus, versi diesel punya beberapa keunggulan dibandingkan bensin mesin. Pertama akselerasi, karena diesel menghasilkan torsi jauh lebih besar dan diperoleh pada putaran lebih rendah. Ini sangat pas buat jalanan macet maupun yang banyak tanjakan dan turunan. Tak kalah pentuing, konsumsi bahan bakarnya lebih irit.

Kinerja mesin diesel Focus juga oke! Ketika mesin dihidupkan pagi hari di pada suhu 21 derajat celsius, mesin bisa hidup cepat dan tidak menghasilkan suara jauh lebih halus dibandingkan mesin diesel masa lalu. Inilah kehebatan mesin diesel masa kini yang menggunakan teknologi common rail.

Dibandingkan dengan mesin bensin, mesin sedikit lebih kasar. Getaran juga lebih besar. Namun dengan sistem peredam yang lebih, getaran pada bodi tidak begitu terasa. Bahkan bila kap mesin ditutup, kalau tidak terbiasa, bisa dikira mesinnya bensin.

Itulah nilai tambah mesin diesel Ford Focus. Kendati harga bahan bakarnya yang digunakan lebih mahal dibandingkan bensin (Pertamax atau Shell Super), secara total biaya bahan bakar jadi lebih murah. Karena lebih irit, juga ramah terhadap lingkungan.

Sayangnya, kita belum bisa memperoleh perbedaan harga antara Focus bensin versus diesel. Begitu antara versi yang dilengkapi ESP dan yang tidak. Pastinya, mobil bermesin diesel—apalagi menggunakan teknologi common rail plus turbo variabel—lebih mahal. Kalau sudah ketahuan perbedaan harganya, dapat pula dihitung, kapan nilai tambah dari mesin bensin diperoleh secara optimal. Apakah satu atau selama dua tahun?

Tak kalah menarik, makin tinggi frekuensi mobil digunakan, mesin diesel makin cepat memberi keuntungan, kendati pada tahap awal harus mengeluarkan investasi lebih mahal lantaran harganya yang lebih tinggi dari mobil bermesin bensin.