22 October 2008

Mobil Sport Tanpa Mesin, Kopling, Transmisi & Suspensi

Mobil listrik makin banyak ditawarkan oleh berbagai perusahaan, baik produsen besar maupun kecil kendati kemampuannya terbatas. Salah satu yang sangat menarik - terutama bagi pencinta lingkungan adalah emisinya nol alias tidak menimbulkan polusi.

Beragam teknologi mobil listrik pun muncul. Baik yang dihasilkan oleh satu peusahaan maupun hasik kerjasama. Salah satu yang cukup menarik – terutama di lingkungan wartawan otomotif - dan saat ini masih dipamerkan di Paris Motor Show adalah Venturi Volage.

Dari segi penampilan, Venturi Volage dinilai sebagai mobil konsep yang “sexiest” bersama kendaraan lainnya. Maklum, mobil ini adalah roadster dua pintu yang membuka seperti sayap burung. Dari segi teknologi, meski bukan hasil karya Venturi sendiri, tetapi dari Michelin, sangat menarik sebagai kendaraan alternatif masa depan.

MAW
Melalui dua aspek itulah, Venturi Volage menjadi menarik meksi stand dan produknya jauh kalah pamor dan menarik dibandingkan perusahaan peserta lainnya, terutama perusahaan mobil terkemuka di dunia.

Venturi adalah sebuah perusahaan yang membuat mobil sport khusus bertenaga listrik dari Monaco. Publikasi kehadiran Venturi Volage juga dibantu oleh publikasi khusus Michelin.

Penampilan Volage memang agak beda. Panjangnya 3.965, lebar 1.949 mm dan tinggi 1.235 mm. Alhasilnya, mobil ini tampak ceper dan lebar. Keunikan mobil ini, ban yang digunakan berukuran besar dan hanya punya sedikit celah antara bibir fender atau sepatbor. Bagian luar roda pun ditutup, mirip seperti mobil balap F1-Ferrari.

Teknologi baru yang diperkenalkan Venturi, justru berada di ban. Penemunya, yaitu Michelin dan menyebutnya “Michelin Active Wheel” (MAW).

Semuanya di Roda
Dengan mengandalkan MAW, Venturi Volage tidak lagi memerlukan sumber penggerak konvensional plus pemindahnya, seperti kopling dan transmisi. Hebatnya lagi, komponen penggerak, suspensi dan rem bisa disatukan pada roda.

Itulah yang membedakan desain dan konstruksi roda Volage berbeda dibandingkan dengan mobil konvensional atau kendaaraan listrik lainnya. Pada bagian dalam roda terdapapat komponen utama mobil, yaitu motor listrik, piringan rem, kaliper, motor suspensi listrik, per suspensi dan suspensi aktif.

Motor listrik mendapatkan pasokan tenaga dari baterai (beratnya 250 kg) langsung menggerakkan atau memutar roda. Mobil tidak memerlukanperantara, seperti kopling dan transmisi. Untuk ini digunakan baterai lithium-polimer. Motor listrik mampu menghasilkan tenaga 53 kW (72PS) dan torsi 232 Nm pada berbagai tingkat putaran. Karena langsung menggerakkan roda, kemampuan tersebut dinilai sangat fantastik dan mampu menghasilkan akselerasi yang impresif!

Ditambahkan, dengan menggunakan suspensi listrik, selain menghasilkan pengendalian yang mantap, tingkat kenyamanan juga lebih baik. Sedangkan rem lebih andal dan terpercaya. Energi yang terbuang dapat ditekan serendah mungkin atau dengan kata lain, efisiensi mobil maksimal.

Lebih lanjut dijelaskan, dengan memadukan motor penggerak, suspensi dan rem di roda, bobot mobil jadi ringan, meski bobot Volage mencapai 1.075 kg. Ditambahkan pula, desain mobil jadi ringkas dan sederhana karena banyaknya komponen yang tak diperlukan lagi. Karena itu pula Michelin berani menilai, karyanya ini akan membawa mobil ke era baru, terutama alat transportasi jalan raya, “Konsep rancangan mobil harus diulang!”

4 x 4 atau 4 x 2
Dengan motor listrik langsung di roda, maka pilihan menggunakan sistem penggerak 4 x 4, 4 x 2, gerak roda belakang dan sebagai lebih mudah dan fleksibel. Setiap roda bisa saja menggunakan satu motor atau disebut juga sistem 4 x4. Lebih sederhana lagi, bila kedua roda depan saja yang dipasangi motor listrik, mobil pun menjadi 4x2.

Meski Venturi Volage menggunakan baterai, namun Michelin berharap energi untuk menggeraklan kendaraan bisa dari sel bahan bakar atau kapasistor. Karena itu pula, selain bekerjasama dengan Venturi, produsen ban ini juga membuat mobil listrik dengan perusahaan lain, yaitu Heuliez dan Orange.

Melalui MAW, Michelin ingin memberi bukti bahwa sistem yang dirintisnya dapat diaplikasikan pada mobil penumpang dan barang. Dengan teknologi ini diharapkan, solusi praktis akan kebutuhan transportasi dalam kota, bisa terjawab. Sekaligus mengurangi polusi di tengah kota dengan kendaraan yang terus berjubel.

Sebenarnya teknologi ini sudah pernah diperkenalkan Michelin 12 tahun lau. Namun momennya kurang pas. Kini, dengan semakin mahalnya harga bahan bakar dan tuntutan lingkungan yang semakin ketat, Michelin menganggap, teknologi sudah bisa dikomersialkan.

Dengan MAW, suspensi tidak lagi bekerja secara mekanisme, tetapi listrik. Sistem unik ini mampu bekerja dengan respon waktu yang sangat cepat, yaitu 0,003 detik dan gejala oleng dan ajrut-ajrutan praktis hilang.

Meski begitu, bukan berarti sistem Michelin ini tidak punya kelemahan. Karena bagian utama menggunakan bekerja secara kelistrikan dan dipasang di roda lagi, untuk daerah yang sering banjir tentu saja kurang cocok. Kecuali, bila mampu membuat sistem penyekat yang benar-benar anti-banjir atau rembesan air.

21 October 2008

Diesel Boxer Mainan Baru Subaru (Bagian 2)

Untuk mendapatkan dimensi mesin sesuai dengan ruangnya di mobil, kepala silinder dibuat 17 mm lebih tipis dari mesin bensin boxer. Meski begitu, ruang bakarnya tetap kokoh. Lubang saluran isap dan buang pun diposisikan hampir harisontal. Tujuannya untuk menghasilkan pusaran udara yang kuat saat mengalir ke ruang bakar.

Injektor
Pemasangan injektor pada silinder hampir membentuk sudut 90 derajat. Ukurannya pun lebih pendek 40 – 50 mm dibandingkan injektor pada mesin diesel konvensional .

Perubahan yang sangat kentara pada mesin diesel boxer adalah bobot dan ukurannya. Umumnya, mesin diesel lebih berat dan besar. Pada diesel boxer pengguatan dilakukan pada bagian tertentu untuk menahan tekanan pembakaran yang tinggi. Meski begitu - sekaligus menjadi keunggulan mesin ini, - poros pengimbang tidak diperlukan lagi untuk mengurangi gutaran. Hasilnya, bobot pun bisa dikurangi.

Target Subaru memang berusaha membuat mesin diesel yang lebih ringan di bandingkan mesin diesek konvensional dengan kapasitas sama. Menurut Maeda yang memimpin proyek mesin ini, bila bobot terlalu berat dan berada di depan, akan mempengaruhi pengendalian mobil. Karena itulah, masalah yang satu ini menjadi tantangan tersendiri bagi Subaru dalam mengujudkan diesel boxer yang kompak dan lebih ringan.

Mesin diesel boxer lebarnya hampir sama dengan mesin boxer bensin, meski langkahnya 19 mm lebih panjang dari mesin boxer bensin. Diameter dan langkah mesin diesel boxer yang dibuat Subaru untuk 2,0 liter adalah 86,0 x 86,0 mm.

Getaran Rendah
Mesin boxder mempunyai struktur blok silinder yang berhubungan satu dengan lainnya pada bagian tengah mesin. Karakteristik seperti ini menghasilkan mesin yang kokoh dan getaran rendah. Untuk memperkokoh struktur mesin, Subaru coba menggunakan aluminium. Tetapi karena tekanan pembakaran pada mesin diesel dua kali lebih besar dari mesin bensin, akhirnya dgunakan struktur hibrida, aluminium dan besi.

Pada mesin sejajar, besi tuang sering digunakan sebagai bantalan pada bagian bawah. Pada mesin boxer diesel, tekanan tinggi dialami pada kedua sisi blok. Karena itu, semua jurnal poros engkol dibuat dari kombinasi besi tuang. Ternyata, tidak mudah untuk mempertahan kekokohan kedua material yang berbeda, terutama besi tuang dan aluminium.

Ketika diperiksa melalui simulasi komputer, keseimbangan antara besi tuang dan aluminium kadang-kadang tidak konsisten. Tes lain yang dilakukan sebelum mesin ini diuji coba langsung dijalan adalah menghidupkan 3 sampai 4 mesin di “test bench" secara bersamaan selama 500 dan 1000 jam.

600 kali
Untuk merealisasi kekokohan dan kehandalan mesin diessel boxer, proses pemasangan mesin juga ditingkatkan. Di perangkitan Subaru di Oizumi, kualitas perakitan dipantau terus menerus. Contohnya, kebocoran oli diperiksa dengan menginjeksi cairan fluorencent ke dalam mesin. Torsi pengencangan baut dikontrol dengan cermat. Juga dilakukan metode tambahan, pengencangan dilakukan pada sudut tertentu.

Sistem injeksi bahan bakar common rail digunakan diesel boxer adalah generasi ke-3 dengan tekanan mencapai 1800 bar atau 600 kali tekanan pada injeksi bensin. Sama besarnya, bila satu jari digunakan menahan seekor gajah seberat 5 ton.

Turbochager
Untuk memperkokoh mesin, dinding nya diperkuat dan bobot dipertahankan seringan mungkin. Kekuatan tersebut sangat penting karena mesin dilengkapi dengan turbocharger.

Selama tes awal dengan turbocharger, semua bekerja lancar. Bebagai hal diperhatikan. Namun yang menjadi perhatian utama Subaru adalah torsi pada putaran rendah. Kenyataan agar torsi diperoleh pada 1.000 rpm belum tercapai.

Test dilakukan Subaru di Spanyol untuk mengetahui daya tahan dan karaktertistik mesin. Mobil yang digunakan adalah Legacy. Ternyata, pada mobil tersebut, mesin diesel ini mengeluarkan suara yang unik, berbeda sekali dibandingkan mesin diesel 4 silinder segaris.

Berbagai gejala diperhatikan, terutama ketika mobil menanjak. Hasilnya cukup mengembirakan, mesin mampu bekerja dengan mantappada 2.500-4.000 rpm. Pada mesin diesel konvensional ,kondisi tersebut sulit dicapai.

Untuk memperoleh torsi pada putaran rendah, desain lubang isap dan buang diubah. Jadwal kerja katup dan injektor disetting ulang. Kerja turbo diset lagi.

Tipe turbo yang digunakan adalah nosel variabel. Saat kipas nosel ditutup, udara mengalir dengan cepat. Hasilnya, torsi naik dari putaran rendah sampai 1.800 rpm. Pada putaran tinggi, nosel membuka untuk mengurangi hambatan aliran. Dengan torsi besar pada putaran rendah, askelerasi pun jadi responsif. Gejala “lag” tidak lagi terasa.

Turbocharger dipasang di bawah depan mesin. Posisinya dekat ke luang buang. Tata letak ini tidak hanya menghasilkan emisi yang bersih, pusat gravitasi mesin jadi lebih rendah. Pemasangan DPF (diesel particulate filter) tak menghadapi kendala.

Legacy
Diesel boxer pertama kali dijajal pada Legacy. Model itu dipilih karena paling mendekati pola keinginan pemakai mobil Eropa. Suaranya tidak berisik dan enak dikebut. Untuk itu, Legacy tes dikirim ke Eropa.

Tes yang dilakukan adalah kinerja pada suhu tinggi dan saat berada di ketinggian. Lokasi tes adalah Granada, Spanyol. Untuk cuaca dingin, dilakukan di Skandinavia. Setiap menempuh jarak 100.000 km.

Pengujian membawa hasil menggembirakan. Menurut Kenji Harima, manajer desain mesin Subaru, ”Selain suara mesin yang halus, pemasangan pada Legacy tidak memerlukan rancang ulang terhadap ruang mesin.”

Kendati demikian, Subaru tetap menggunakan panel yang lebih tebal dan memasang beberapa insulator tambahan di ruang mesin. “Modifikasi yang kami lakukan pada Legacy diesel tidak terlalu banyak. Pasalnya, getaran dan suara mesin tidak terlalu besar,” jelas Harima.

Poros engkol yang kokoh atau rigid berkontribusi mengurangi suara yang ditimbulkan mesin. Tak kalah me narik, karena tidak lagi menggunakan as pengimbang, pengemudi bisa merasakan putaran mesin secara langsung. Ketika pedal gas, mobil langsung “ngacir”.

Menurut Subaru, Legacy berakselerasi dengan cepat dari dari 80 km/jam sampai 120 km/jam di jalan tol, tanpa menyebutkan waktu dan parameter tes lainnya. Namun yang pasti, diesel boxer menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan mesin bensin dengan konfigurasi dan kapasitas yang sama.

Buktinya, tenaga maksimum diesel boxer, 150 PS diperoleh pada 3.6000 rpm, sedangkan bensin 150 PS pada 6.000 rpm. Untuk torsi, diesel 350 Nm pada 1.800 rpm, bensin 196 Nm pada 3.600 rpm. Perbandingan kompresi tidak berbeda jauh, diesel 16,3 dan bensin 10.2.
Mesin yang diesel boxer yang kompak menghasilkan stabilitas dan pengendalian yang supel. Ketika diajak bermanuver di tikungan, aksi Legacy diesel boxer lebih mantap dibandingkan dengan bemesin bensin.

Alhasil, selama tes di Malaga, Spanyol, para wartawan pun berkomentar, “Kita seperti mengemudikan mobil bermesin bensin!”

Diesel Boxer Mainan Baru Subaru (Bagian 1)

Di Eropa mesin diesel begitu populer. Penjualan kendaran bermesin diesel meningkat setiap tahun. Kini, 60% mobil yang dijual di Eropa menggunakan mesin diesel. Karena itu pula, produsen Jepang yang selama ini cuma mengandalkan mesin bensin, seperti Honda dan Suzuki, ikut-ikutan memasarkan produk bermesin diesel di benua tersebut.


Subaru yang selama ini, dikenal dengan ciri khasnya, yaitu mesin boxer atau konfigurasi berlawanan, juga tidak tahan mengahadapi godaan untuk menawarkan mesin diesel. Meski begitu, Subaru tidak mau ikut-ikutan seperti produsen senegara yang beli mesin dari produsen lain. Subaru membuat mesin sendiri dengan ciri khasnya, mesin diesel boxer.

Identitas Khas
“Inilah ciri khas atau indentitas mnerek Subaru. Karena itu pula, indentitas mesin diesel kami adalah boxer,” jelas Satoshi Maeda, GM departemen desain mesin Subaru. Untuk membuat mesin diesel sendiri, jalannya ternyata tidak mulus. Padahal kalau ingin menggunakan mesin diesel dengan konfigurasi konvensional, misalnya 4-silinder segaris, tinggal pesan ke produsen.

Mesin dengan konfigurasi boxer, sampai saat ini tak banyak ditawarkan oleh produsen mobil lain, kecuali Subaru dan Porsche. Dulunya, VW juga pernah membuat mesin boxer pada Beetle atau di sini dikenal dengan Kodok.

Pemakai mobil, makin cenderung menyukai mesin diesel. Pasalnya, selain efisien atau lebih tepatnya irit konsumsi bahan bakar, emisi karbon dioksidanya (CO2) mesin diesel lebih rendah dibandingkan dengan mesin bensin. Di samping itu, jauh lebih bandel dibandingkan mesin bensin.

Hanya di Jepang dan Amerika pertumbuhan mesin diesel sangat lambat, kecuali untuk komersial. Hal yang sama juga terjadi di tanah air. Pengguna kendaraan bermesin diesel dengan teknologi mutakhir, kesulitan mendapatkan solar sesuai dengan standar yang telah ditentukan produsen mobil, yaitu Pertamina Dex (Pertadex). Selain pompa tempat pengisiannya sangat langka, harganya pyun paling mahal di antara bahan bakar lainnya.

“The day after tomorrow”
Gema diesel boxer Subaru makin kencang ketika salah satu produknya Forester - dipanjang di Paris Motor Show yang berakhir Sabtu lalu - dilengkapi mesin ini. Sebelumnya, sejak awal 2008, diesel boxer sudah dijajal secara intensif pada Legacy di Spanyol dan Skandinavia dengan berbagai kondisi lingkungan dan jalan.

Hasilnya, para insinyur Subaru sangat puas. Mereka pun menyebut, mesin diesel boxer mereka adalah hasil terobosan revolusioner dalam dunia permesinan. Tahun lalu, mesin ini juga dipamerkan di Geneva Motor Show bersama Subaru Outback yang merupakan nama lain dari Legacy.

Para ahli Subaru pun berani menilai, mesin diesel boxernya tidak hanya bertujuan untuk membuat dunia makin baik, termasuk hari esok. Target mereka adalah “the day after tommorow”.

Faktor lain yang membuat Subaru bersemangat mengembangkan diesel karena teknologi mesin ini makin canggih. Tidak hanya sistem pasokan bahan bakarnya makin maju, yaitu “common rail” alias “rel bersama”, penurunan emisi, terutama jelaga atau asap hitam dari mesin bertambah baik. Faktor tersebutlah yang membuat mesin diesel diterima dengan cepat di Eropa. Bahkan, mesin diesel juga sudah digunakan oleh Audi untuk lomba ketahanan 24 jam di Le Mans dan Dakar oleh VW.

Generasi ke-3
Di lain hal, teknologi “common rail” atau rel bersama, mampu meningkatkan performa mesin diesel menyamai mesin bensin. Baik itu akselerasi maupun kinerja lainnya. Sementara itu teknologinya terus berkembang. Saat ini telah disiapkan generasi ke-4. Mesin dieselpun semakin dicari karena harga bahan bakar semakin mahal.

Awalnya, tidak mudah bagi para insinyur Subaru mengembangkan mesin diesel sesuai dengan identitas yang mereka inginkan. Pasalnya, penentuan ukuran diameter dan langkah mesin diesel tidak bisa diubah begitu saja seperti mesin bensin.

Penyebabnya, mekanisme dan ruang bakar kedua mesin berbeda. Pada mesin diesel, ruang bakar harus lebih kompak. Syarat itu harus dipenuhi karena mesin diesel memanfaatkan kompresi tinggi untuk memicu pembakaran. Di samping itu, bahan bakar langsung disemprotkan ke ruang bakar.

Pada mesin bensin, untuk menaikkan volume mesin, dapat dilakukan dengan memperbesar diameter piston dan silinder. Cara ini tidak dapat diterapkan pada mesin diesel. Pasalnya, kalau dilakukan juga, volume ruang bakar bertambah besar. Parameter ini tentu saja tidak cocok karena kompresi jadi turun.

Untuk mengatasinya, diameter silinder diperkecil dan langkah diperpanjang. Pada mesin diesel konvensional dengan konfigurasi segaris, cara menambah volume seperti yang disebutkan tadi dapat dilakukan dengan mudah. Namun pada mesin diesel boxer, dengan posisi silinder berlawanan mendatar, metode tersebut menyebabkan langkah jadi lebih panjang. Dimensi mesin makin lebar. Akibat selanjutnya, mesin tidak bisa dipasang di ruang mesin untuk mobil yang telah ditentukan.

Dalam mengembangkan mesin diesel Boxer, Subaru melakukan berbagai langkah. Termasuk berdiskusi dengan produsen mesin diesel dan lembaga khusus yang mengembangkan mesin diesel. Kesimpulan yang diperoleh, konfigurasi boxer tidak cocok untuk mesin diesel.
Subaru ngotot kendati para insinyurnya kurang berpengalaman dengan mesin diesel. Mereka ingin mesin diesel yang berbeda dibandingkan jagoan mesin diesel lainnya, seperti Mercedes dan Audi.

Kelemahan dan kelebihan mesin diesel diperhitungan dengan cermat. Daya tarik mesin diesel selain kerjanya yang efisien, torsinya besar. Kelemahan yang sangat mencolok selama ini dibandingkan mesin bensin, suara yang lebih berisik dan getaran keras. Semua itu akibatkan tekanan yang dihasilkan oleh metode pembakaran pada mesin diesel.

Tekanan hasil pembakaran pada mesin diesel mencapai dua kali mesin bensin. Karena itulah, mesin diesel segaris dilengkapi dengan as pengimbang untuk mengurangi suara dan getaran mesin. Kelemahan lain dari mesin diesel adalah bobotnya yang lebih berat dan ukuran lebih besar. Hal ini sengaja dilakukan karena tekanan yang dihasilkan mesin diesel sangat tinggi.

Bobot mesin yang berat mempengaruhi kelincahan mobil bergerak atau bermanuver. Berdasarkan pengalaman Subaru membuat mesin bensin boxer, maka akan diperoleh beberapa keuntungan bila mesin diesel bisa dibuat dengan konfigurasi boxer. Antara lain, getaran bisa dikurangi, titik pusat mesin lebih dan dan mesin jadi lebih kokoh.

Prototipe Pertama
Prototipe mesin diesel boxer pertama berhasil diselesaikan insinyur Subaru pada 2004. Pada November tahun itu, mesin khusus untuk tes diuji pada “test bench” dan dihidupkan. Para insinyur memperhatikan kondisi stasioner yang ternyata stabil. Getaran mesin lebih halus dan tenaga yang dihasilkan lebih besar dibandingkan mesin diesel dengan kapasitas sama. Para insinyur mesin Subaru tersebut merasa yakin bahwa mereka telah sukses melahirkan mesin diesel boxer.

Problem utama yang dihadapi dalam mengembangkan mesin diesel boxer adalah memperkecil diameter dan memperpanjang langkah. Ketentuan itu harus dilaksanakan untuk mendapatkan ruang bakar yang kompak sehingga proses pembakaran berlangsung optimal.

Mesin diesel boxer yang dites pertama kali oleh Subaru berkapasitas 1,3 liter. Setelah itu dikembangkan menjadi 1,7 liter dengan sejumlah perombakan. Termasuk menempatkan injektor di kepala silinder dengan sudut yang telah ditentukan.

Tantangan berikutnya adalah mengembangkan mesin diesel boxer 2,0 liter. Mesin ini dijadikan target karena, 80% mesin diesel yang digunakan di Eropa, berkapasitas 2,0 liter.

Jajal Audi A5 Coupe 3.0 TDI

Tawaran mencoba Audi A5 Coupe 3.0 TDI sulit dilewatkan begitu saja. Mengingat Audi A5 Coupe 3.0 TDI yang pertama kali diperkenalkan di Jerman pada Oktober 2007 itu adalah unit diproduksi untuk pasar Jerman dan khusus didatangkan untuk dipajang di Indonesia International Motor Show 2008. Itu sebabnya, jangan heran jika setir mobil itu ditempatkan di bagian kiri (setir kiri).

Model setir kanannya baru akan dipasarkan di Indonesia pada November mendatang. Buruknya kualitas bahan bakar solar di Indonesia menjadikan PT Garuda Mataram Motor hanya akan memasarkan model yang menggunakan bahan bakar bensin, yakni Audi A5 3.2 FSI.

Audi A5 3.0 Coupe TDI menyandang mesin diesel berkapasitas 3.0 Liter (2.967 cc), 6 silinder dalam konfigurasi V (V6), serta menggunakan persneling manual dengan 6 tingkat kecepatan dan dilengkapi dengan penggerak empat roda, yang pada Audi dikenal dengan nama quattro.

Untuk membuka pintu mobil menggunakan Smart Key. Mesin dihidupkan dengan menekan tombol on off engine dan menginjak pedal kopling. Jika tidak mendengarkan dengan saksama, orang tidak akan menyadari bahwa mobil itu menyandang mesin diesel.

Audi A5 berukuran panjang 4,625 meter, lebar 1,854 meter, dan tinggi 1,372 meter. Audi A5, yang dimensinya berada antara A4 dan A6 itu asyik dikendarai karena mobil itu adalah model ”biasa” pertama yang digarap dengan berorientasi pada pengendara (driver oriented). Jarak as roda depan dan belakang (wheelbase) yang diperpanjang menjadi 2,751 meter membuat pengendaraan A5 menjadi lebih stabil.

Untuk menyempurnakan suspensi, di depan di pasang five-link affair untuk pengendalian dan pengendaraan yang lebih baik, dan ditempatkan langsung pada sub frame. Setir pun telah didesain ulang untuk meningkatkan rasa dan respons. Dan, itu mendukung tenaga maksimum sebesar 237 PK yang dihasilkan mesin pada 4.000 putaran mesin per menit (rpm) dan torsi maksimum 500 Nm pada 1.500 rpm.

Tidak berlebihan jika menyebut Audi A5 3.0 TDI sebagai sebuah roket di darat. Walaupun akselerasi dari 0-100 kilometer per jam 6,5 detik, biasa untuk mobil-mobil sekelasnya, daya lontarnya terasa sangat besar. Hingga sewaktu dipacu mendadak, bagian depan mobil terasa mengangkat. Tidak terasa jarum spidometer menunjukkan angka 110 kilometer per jam.

Mobil itu juga asyik digunakan meluncur dalam kecepatan rendah, sambil melihat rumah-rumah di perumahan Pantai Indah Kapuk, dengan mesin di bawah 1.500 rpm. Dan, Audi A5 bisa dikatakan cukup gesit untuk mobil yang memiliki bodi seukuran itu.

Dengan panjang 4,63 meter, Audi A5 tetap asyik dikendarai dan bermanuver. Bahkan, ketika harus memutar di jalan yang terlalu lebar pun, hal itu dapat dilakukan dengan mudah. Semua sudut di sekeliling mobil dapat dimonitor dengan baik dari kursi pengemudi dengan bantuan kaca spion tentunya. Dan, ditambah dengan sensor parkir di belakang, membuat parkir paralel dan parkir mundur menjadi mudah.

Interior Audi A5 bisa dikatakan mewah, dengan didominasi kulit berkualitas. Kursi-kursi dirancang sedemikian rupa sehingga badan terasa melekat erat di kursi. Sebagai coupe (mobil berpintu dua), kabin Audi A5 3.0 TDI cukup lapang untuk memuat empat orang dewasa.

Konsumsi bahan bakar solarnya lumayan hemat. Dengan 1 liter solar, Audi A5 3.0 TDI secara rata-rata dapat melakukan perjalanan sejauh hampir 14 kilometer. Itu suatu pencapaian yang lumayan bagus, bahkan bila dibandingkan dengan mobil berbahan bakar solar yang kapasitas mesinnya lebih kecil.

20 October 2008

Chery Easter Limousine Mobil Para Astronot China

Keberhasilan para pahlawan China, Zhai Zhigang, Liu Boming dan Jing Haipeng menyelesikan misi luar angkasa Shenzhou VII dielu-elukan masyarakat negeri Tirai Bambu. Astronot diarak keliling dengan mobil khusus Chery Easter Limousine, akhir September lalu yang memang dipersiapkan untuk menyambut dan membawa mereka ke tempat kediaman masing-masing.

Pemandangan kontras antara tiga unit Chery Easter Limousine hitam dengan seragam biru astronot menjadi gambaran sempurna kesatuan industri luar angkasa China yang mandiri dengan industri otomotif nasional yang mandiri pula. Dan sedan limosin yang dikendarai para astronot dikembangkan dan diproduksi Chery, industri otomotif lokal terbesar di China.

Menurut keterangan Wakil Presiden Chery, Zeng Hao, setelah perusahaannya menerima penugasan pada 19 Juni 2008, tim R&D yang dipimpin langsung oleh Presiden & General Manager Chery, Yin Tongyao segera membentuk tim khusus yang melibatkan 6 departemen. Yakni Project Management, R&D, Quality Management, Production, Purchase dan Trial Production yang semuanya menyedot sekitar 100 karyawan.

Untuk menyambut dan membawa para astronot, Dephan menuntut persyaratan khusus pada Chery. Apalagi dengan model kabriolet (kap terbuka), ruang kabin harus lapang yang dapat menampung tiga orang berjajar di bangku belakang. Performa mobil harus prima, kendati kecepatan rendah.

Guna memenuhi persyaratan itu, Chery melakukan pengembangan desain, bodi kendaraan dan mesin yang akhirnya dipilih Easter Limousine 2.4L. Supaya belakang bisa membawa tiga penumpang, bagian belakang diperpanjang 20 mm. Kerangka, lantai dan pilar tengah diperkuat. Untuk menghilangkan getaran akibat dari pemanjangan, dilakukan penyatuan kembali dengan intensitas yang tinggi untuk setiap bagiannya.

Setelah melalui pengetesan, Chery Ester Limousine dinyatakan telah memenuhi standar uji kelayakan. Dan penggarapan memakan waktu selama 45 hari.

Mazda 2 Hadir sebagai Pilihan Alternatif

Tahun depan, salah satu di antara Honda Jazz, Toyota Yaris dan Suzuki Swift harus rela pasarnya terganggu oleh kehadiran pendatang baru Mazda 2. Sedan hatchback ini hadir dalam timing yang tepat, saat konsumen di segmen itu butuh model alternatif. Meski baru tahun depan, tapi sosoknya sudah ditampilkan di pameran mobil internasional di JCC, pertengahan Juli lalu.

Berbicara soal tenaga, Mazda bermesin MZR dengan kapasitas 1.498 cc ini memang masih di bawah senior-seniornya yang memiliki power dikisaran 110 dk sampai 120 dk. Sementara Mazda 2 bermodalkan 103 dk, namun dia punya boost "Zoom-Zoom". Semangat yang mengharuskan setiap Mazda terlihat kencang.

Ketika dijajal, slogan Zoom-Zoom terbukti. tenaga responsif, mantap dan lincah. Bahkan entakan tenaga lebih dari cukup. Respon transmisi Activematic 4 tingkat percepatan, cukup pandai membaca kemauan pengemudi.

Tenaga boleh di bawah, tapi soal fitur kelengkapan setara dengan kompetitornya. Ada sepasang airbag, head unit yang terintegrasi dengan auxiliary input, hingga kunci tailgate elektrik.

Yang tak kalah menarik interiornya. Di sekujur kabin didominasi dengan unsur bulatan. Utamanya, desain konsol head unit yang gterintegrasi membentuk bulatan. Lucunya lagi, desain panel instrumennya bernuansa klasik.

Secara keseluruhan, akomodasi yang ditawarkan tidaklah berbeda jauh dengan sedan-sedan compact hatchback. Namun pada mazda 2 terdapat glovebox dengnan sekat untuk menjaga pernak-pernik tersimpan dengan rapi.

Soal harga, PT Mazda Motor Indonesia belum membocorkannya. Tapi dibandingkan dengan kompetitornya,harganya kisaran Rp 170 jutaan. Yang penasaran, silakan tunggu.

Mitsubishi Lancer Evo X Sarat Teknologi Canggih

Ketika mencoba Mitsubishi Lancer Evolution X (baca; Ten-red) di sirkuit Sentul (15/8), yang disediakan oleh PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB)dalam acara Experiance Driving with Style tak cuma kagum terhadap sedan legendaris di arena reli dunia itu. Alangkah bangga bila bisa memilikinya.

Bagaimana tidak. Desain eksterior generasi keempat (Generasi I; Lancer Evo- Evo III, Generasi II; Evo IV - VII, Generasi III, Evo VIII- IX) dari Lancer Evolution sebagai sedan sport bertenaga hebat sudah tercerminkan. Nggak usah dimodifikasi lagi bodinya, tongkrongan standarnya saja bisa membuat kita kagum.

Model Ikan Hiu
Perhatikan bagian depannya. Model gril trapesium (mulut lebar) berfungsi menyalurkan udara yang banyak ke intercooler dan mendinginkan mesin tipe 4B11 berkapasitas 2.000 cc DOHC 16 Valve MIVEC (Mitsubishi Innovative Timing Electronic Control). Dipadu dengan moncong mobil ala ikan Hiu untuk meraih aerodinamis yang tinggi, mengentalkan sebagai sedan sport masa kini.

Kesan itu kian kuat manakala melongok ke belakang.Sayap belakang dengan model lekukan, lebarnya disesuaikan kaca belakang. Kemudian knalpot (muffler) ganda yang kedua ujungnya diberi krom.

Apa hanya depan saja jadi ciri khas sedan sport? Tampilan sporty sudah terwakilkan melalui dua kursi depan semi-bucket buatan Recaro yang dilengkapi pemanas kursi. Model dasbor yang landai memberikan pandangan sangat luas buat pengemudi serta interior yang lapang.

Sesuai peruntukkannya sebagai sedan sport, konsentrasi pengemudi pun ikut diprioritaskan. Selain melalui rancangan dasbor, semua kontrol dipusatkan di roda kemudi yang mempunyai diameter untuk sport (lingkarannya lebih sedikit lebih kecil dari standar, tapi genggamannya lebih besar dari standar). Dari kemudi itu bisa dikontrol audio, kecepatan (cruise control) dan handsfree telepon.

Termasuk pengoperasian gigi persneling yang sudah dilengkapi teknologi TC-SST (Twin Clucth Super Shift Transmission). Perpindahannya bisa dilakukan secara manual atau otomatis dengan 6 tingkat percepatan (6-speed). Bahkan untuk sistem manual, perpindahan setiap gigi diciptakan model F1 dengan menekan pelat yang berada di belakang setir.

Super All Wheel Control (S-AWC)
Kala mendapat kesempatan mengitari sirkuit Sentul berjarak 4,7 km itu dengan Lancer Evo X, Kompas.com ditemani pembalap nasional Moreno Soeprapto. Ia menjelaskan, tak usah takut melakukan menuver di tikungan ini. Setiap kesalahan sudah diprotek oleh Super All Wheel Control (S-AWC).

Khusus buat Kompas.com, Reno - panggilan akrab Moreno - menyetel sistem perpindahan transmisinya pada "Super Sport" (tingkat tertinggi). Benar saja, dengan memakai perpindahan gigi manual, tak cuma akselerasi yang ganas. Perpindahan tiap gigi (naik) terasa sangat padat (tidak ada kekosongan). Beda ketika diturunkan dari "Super Sport" ke "Sport" (bisa dioperasikan sambil jalan, begitu juga dari Sport ke Normal), akselerasi tiap gigi masih ada jedahnya (tapi sangat kecil).

Saat manuver di tikungan dengan line (jalur) yang sedikit salah, mobil tidak melintir. Kesalahan itu sudah dieliminir oleh ASC (Active Stability Control). Dan gejala roda mengunci kala melakukan pengereman keras juga terhindar berkat ABS.

Menariknya, Lancer Evo X ini tak cuma bisa merayap di trek aspal. Permukaan jalan sedikit kasar dapat dilahapnya karena dilengkapi sistem gerak empat roda dan ACD (Active Center Differential) dan AYC (Active Yaw Control) yang mengontrol kerja gerak roda belakang.

Pantas kalau sedan sport ini ditawari dengan harga sekitar Rp 900 juta. Mengingat sarat dengan teknologi kenyamanan dan keamanan.

Toyota Fortuner Menaklukkan Segala Medan

Melibas genangan air atau menerabas lumpur setinggi 40 sentimeter dengan Toyota Fortuner pasti lolos. Tapi, jangan keliru memilih tipenya karena Fortuner kini ada yang gerak dua roda (2WD) dan gerak empat roda (4WD), keduanya sama-sama berkapasitas 2.700 cc. Nah, untuk menghajar dua rintangan di atas pakai yang 4WD.

Enaknya, transmisinya otomotis dengan empat instruksi H, HL, N dan LL. Nah, lo bingung kan karena pada sistem 4WD umumnya terdapat 4L dan 4H. Melalui tes jalan ke Waduk Jati Luhur, Jawa Barat dicoba semua sistem tersebut.

Ketika tuas persneling matik di H menandakan Fortuner termewah ini dilengkapi sistem penggerak full time all wheel drive. Tenaga mesin didistribusikan ke depan dan belakang melalui transfer case dengan perbandingan 40:60.

Asyiknya, SUV gambot ini dilengkapi Limited Slip Differential (LSD) dengan torque sensing (TORSEN). Jadi, salah satu roda terjebak di kubangan lumpur, tenaga akan dipindahkan ke roda lain agar bisa ke luar.

Kala tuas dipindahkan ke HL, diferensial tengah terkunci sehingga seluruh tenaga dibagi merata ke depan dan belakang serta LSD tidak bekerja. Pemakaiannya ketika menaklukkan medan sedikit berat.

Seumpama medannya teramat berat, pakai LL. Selain diferensial tengah terkunci, perbandingnan gigi yang ke luar dari transfer case diperbesar menjadi 1:2, sementara dengan HL perbandingannya 1:1.

Sangat tidak tepat jika LL dipakai di jalan aspal atau bertanah kering. Karena tenaganya akan terasa sekali. Begitu juga dengan yang H bisa membuat pemakaian bahan bakar boros. Dan dari hasil uji coba, pemakaian dalam kota 7,2 liter/km dan 9,4 liter/km di jalan tol.

Dari medan berlumpur, Fortuner coba diajak ke jalan berbatuan. Juga tak masalah, karena ground clearence yang tinggi dan jarak main suspensi cukup panjang, bikin Fortuner enteng melahapnya.

Bagaimana dengan interiornya? Sama saja dengan versi 2WD, kecuali pada jok pengnemudi. Untuk Fortuner 4x4 dikasih jok elektrik dan beda harganya dengan tipe 2.7 G A/T sekitar Rp 49 juta.

Toyota Avanza Telah Berubah

Sebagai “best seller” di Indonesia, kehadiran atau perubahan pada Avanza tidak hanya ditunggu oleh pemakainya, juga oleh kompetitor. Karena itu pula, saat pimpinan tertinggi PT Toyota Astra Motor (TAM) memperkenalkan New Avanza, nama baru untuk Avanza, mobil ini langsung diamati dengan cermat.

Johnny Darmawan, presdir TAM mengatakan, Avanza baru mengalami “minor change” atau bahasa marketing-nya “facelift”. Karena itu pula, kalau Avanza baru ini tidak diamati dengan cermat, bagian yang mengalami perubahan susah diketahui. Sekilas sama saja dengan versi sebelumnya.

EKSTERIOR- Perubahan pada Avanza baru disesuaikan dengan variannya. Karena itu pula, pada varian tertentu berubah, lainnya tidak. Untuk versi 1,3 liter, perubahan sama dengan dilakukan pada Daihatsu Xenia, baik eksterior maupun interior. Namun untuk versi 1,5 liter, yang merupakan “the top of the line” Avanza, tampil lebih gagah dan lengkap.

Perubahan yang dilakukan pada eksterior adalah emblem VVT-i yang dipindahkan dari pintu belakang ke atas fender depan. Pada varian S (paling mewah), ditambahkan pula lampu kabut dengan ornamen krom sendangkan varian G sewarna dengan bodi.

Gril bumper tengah ditambahkan pada varian G dan S. Khusus varian S kaca spion luarnya ditambahi dengan lampu sein plus side moulding. Alhasil, penampilannya lebih gagah dan gaya.

Di interior, warna yang dipilih Toyota adalah untuk Avanza Baru ini adalah geige, sebelumnya gading. Juga ada perubahan sedikit desain jok yang kini tampak lebih menarik. Sedangkan setir, kini menggunakan model palang empat (sama dengan Xenia)

Khusus untuk setir, model dan ukurannya dinilai kurang pas. “Kebesaran! Palang tiga lebih oke dan pas buat anak muda,” jelas beberapa rekan wartawan.

Kombinasi meter, ukuran angka dan hurufnya dibuat lebih besar. Alhasil, lebih enak dan mudah dilihat. Perubahan lainnya adalah AC register, kini menjadi abu-abu.

Untuk Avanza transmisi otomatik, tuasnya kini menggunakan tipe “shift gate”. Sebelumnya tipe maju-mundur. Juga ada tambahan konsol box di belakang.

Menurut Johnny Darmawan, bagian yang diubah pada Avanza sesuai dengan survei pasar yang dilakukan (sama dengan penyaataan yang dilansir Daihatsu). Dengan perubahan yang tidak terlalu banyak itu, Toyota menaikkan harga Avanza, dengan rentang Rp 4,4 – 5,4 juta (lihat News: Avanza Berdandan, Harganya Naik).

ABS-Cukup menarik, membandingkan harga Avanza 1,5 liter dengan 1,3 liter. Untuk versi sama-sama transmisi manual, perbedaan harganya mencappai Rp 11.900.000. Meski begitu, keunggulan versi 1,5 liter bukan hanya pada tenaga dan torsi mesin yang lebih besar, juga dilengkapi dengan ABS. Di samping itu, materi lapisan jok lebih baik. Bahkan, roda dan ukuran ban yang digunakan lebih besar. Penampilannya juga lebih oke. Karena itu, bila punya dana lebih, Avanza 1,5 liter merupakan alternatif yang sangat patut dipertimbangkan!

Daftar Perubahan Avanza Baru vs Lama
Eksterior
Tipe
Baru
Lama
1.
Warna
E,G, S
Silver MM (Semua tipe)
Champagne MM (1,3E dan 1,3G)
Hitam MC (Semua tipe)
Hijau Muda M (1,3E dan 1,3G)
Aqua M (Semua tipe)
Abu-abu gelap ((Semua tipe, Baru)
Merah Wine (1,3E dan 1,3G, Baru)
2.
Emblem VVT-i
E, G, S
Pindah di atas fender depan
Pintu belakang
3.
Roof panel
E, G, S
Roof lining

Atap rata

4.
Ornamen lampu kabut
S
Keliling luar dilapisi krom
-
G
Sewarna bodi
-
5.
Gril bemper tengah
G, S
Menutup bemper gril atas - bawah
-
6.
Ornamen krom pintu belakang
G, S
Ada
-
7.
Kaca spion dengan lampu sein
S
Baru
Sederhana
9.
Side moulding
S
Ada
-
Interior
1.
Warna interior
E, G, S
Greige
Gading
2.
Jok
E, G, S
Baru
Lama
3.
Setir
E, G, S
Palang 4
Palang 3
4.
Meter kombinasi
E, G, S
Huruf dan angka lebih besar
Lama
5.
AC Register
E, G, S
Abu-abu hitam
Coklat gelap
6.
Panel instrumen
S
Abu-abu asap
Silver
7.
Pemindah gigi
S, A/T
Tipe “gate”
Maju-mundur
8.
Konsol box belakang
E
Ada
-

Suzuki Grand Vitara 2.4L Bakal Hadir

Krisis ekonomi global tidak membuat sejumlah produsen mobil di Indonesia untuk menunda program peluncuran produk baru yang sudah direncanakan sejak awal tahun. Seperti PT Astra Daihatsu Motor (ADM) meluncurkan New Sirion, PT Toyota Astra Motor dengan New Avanza, PT GM Auto World Indonesia dengan Captiva putih serta limited edition bulan depan serta PT Indomobil Niaga International (IMNI).

IMNI sebagai agen tunggal pemegang merek (ATPM) Suzuki juga sudah menyiapkan dua acara peluncuran terhadap produk mereka. Yang duluan, tiga model yang akan diperkenalkan November ini berwarna putih. "Ketiganya itu, Suzuki Swift, SX-4 dan Grand Vitara," ungkap Bebin Djuana, Brand II R4 PT IMNI kepada kompas.com beberapa hari silam

Selain itu, ketika didesak bahwa Suzuki mau mengadakan tes jalan sekitar pertengahan Desember 2008, ia membocorkan produk yang akan dijajal itu adalah Grand Vitara. Bedanya dengan model sebelumnya, dari sisi eksteriornya hampir tak ada, kecuali interior seperti pada dasbor.

Perbedaan lainnya, pada mesin. Jika model sebelumnya mengusung dapur pacu berkapasitas 2.000 cc, untuk yang baru ini lebih besar, yakni 2.400 cc. Ada versi transmisi otomatis dan manual. Renacananya, diedarkan ke pasaran Januari 2009.

Hummer H3 Dengan Roda Delman

Hummer menggunakan velg gajah ukuran 28 atau 30 inci masih tergolong kategori biasa. Mengingat, bodinya yang superlebar. Tapi, jika jip itu memakai roda delman, seperti yang Anda lihat di gambar, ini baru berita luar biasa.

Semua orang yang melihat, tersenyum geli. Dan ini bukan edisi spesial Wild West dari Hummer, namun nyata dipasang roda kayu berukuran 32 inci hasil karya seni dari Matthew Harrison yang sempat dipajang di Limoncello Gallery di London Timur. Mobil ini juga akan dipamerkan di Zoo Art Fair di Old Burlington Road, yang berseberangan dengan Royal Academy.

Matthew menggambarkan Hummer yang dipasangi roda dari kayu ini sebagai perpaduan seni engineering dan motoring. Banyak yang bertanya-tanya, bagaimana pengaruh saat jalan, terutama performa saat manuver di tikungan.

Mitsubishi Lancer GLX-1 Racing Look

Tampilan mobil bercorak racing style memang enak dilihat.Perhatikan Mitsubishi Lancer GTX-i 2004 milik Budi Agung di Jakarta ini. Sudah keempat kaki ekstrem dipadu dengan bodi superlebar dan kelir mobil bak burung gagak hitam, membuat tongkrongan sedan lawas ini jadi sangar.

Itulah hasrat Budi, sang mahasiswa Tarumanegara, Jakarta yang ingin mobilnya berkarakter dan beda dengan Lancer lainnya. Untuk memenuhi keinginannya itu, mobil diserahkan ke rumah modifikasi JDM Concept di Duri Kepa, Jakarta Barat.

Ron Simon, sang kreator Lancer itu mampu mengubah sedan empat pintu menjadi gahar. Mulai dari persiapan sampai penggarapannya memakan waktu 3 bulan. Bukan berarti pengerjaannya gampang dan sang modifikator mengaku kalau ia kesulitan membuat wide bodi di seluruh bodi Lancer.

"Proses tersulitnya saat pembuatan wide body karena menciptakan aura racing style pada mobil tidak gampang," terang Simon yang ramah. Ia menjelaskan, proses awalnya membuat body kit. Sehabis itu, ia menggunakan clay modelling agar dapat diketahui hasil mentahnya.

Apalagi mobil ini memakai velg lebar 9,5 inci (depan) dan 11 inci (belakang). Mau tak mau, wide body harus dibuat senatural mungkin agar kendaraan tidak kelihatan terlalu lebar. Proses pembuatannya, menurut Simon butuh ketelitian untuk menarik garis nat bodi yang dimulai dari pintu depan dengan menggunakan bahan material FRP (Fiber Reinforce Plastic). Bahan ini lebih elastis dan kuiat dibanding fiberglass.

Untuk menegaskan kesan racing, body yang lebar itu dilandaikan. Tak cuma itu, sayap belakang dibikin mengotak untuk mengimbangi bodi yang sudah melar 25 cm di kedua sisi. Trus, bumper didesain dengan ada rongga air scoop diberi jaring.

Selain bodi, modif ekstrem lainnya tampak pada velg. Pilihan merek SSR Professor yang didatangkan langsung dari Jepang tidak gesrot dan mentok ke suspensi. Padahal, nggak pakai spacer.

Lho, kok bisa? Ryan, bos Antelope punya jurus ampuih bikin velg bisa menapak dengnan manis. "Cukup mainkan camber bagian belakang dengan memiringkan 2derajat ke dalam dan wide bodynya harus lebar sekitar 12,5 cm," bocor Ryan.

Sayang, bodi dan ban yang sudah sangar ini tidak didukung performa mesin yang ganas. Padahal, untuk memdofikasi body dan kaki, Budi sudah menghabiskan kocek sekitar Rp 85 juta. Soal dapur pacu, ia berencana akan menyuntik dengan turbocgarger TD04 milik Lancer Evo.

Nah, gitu dong.

06 October 2008

Daihatsu Luncurkan New Sirion

Hari ini (16/10), di Segarra Cafe, Ancol, Jakarta, PT Astra Daihatsu Motor (ADM), terus mengenjot penjualan meski saat ini, beberapa Agen Tunggal Pemegangan Merek (APTM) agak khawatir dengan situasi ekonomi yang tidak pasti. Salah satu caranya, mendandani produk yang sudah dipasarkan atau melakukan “minor change”.

Minor change atau facelift dilakukan Daihatsu terhadap salah satu produknya yang masuk ke segmen “city car”, yaitu Sirion. Padahal, lima bulan lalu, mobil yang diimpor CBU dari Malaysia ini, juga diperkenalkan dengan wajah baru.

“Waktu itu kita hanya menambahkan aksesori. Hanya berlaku untuk Indonesia. Sekarang modifikasi dilakukan oleh Daihatsu Motor Corporation Jepang dengan Pero Dua yang membuat Sirion di Malaysia. Jadi perubahan sekarang diberlakukan untuk Sirion yang dijual di Indonesia dan Malaysia,” jelas Amelia Tjandra, direktur pemasaran ADM.

Ternyata, dengan menambahkan aksesori saja – tentunya dengan harga yang sangat kompetitif – penjualan Sirion langsung melonjak. Dari target semula 225 unit/bulan, menjadi 350 unit/bulan dengan masa inden 1- 2 bulan.

Anak Muda
“Kami memperkirakan kenaikkan penjualan Sirion karena makin mahalnya harga bahan bakar. Konsumen muda atau keluarga muda yang umumnya berada di kota-kota besar, menginginkan mobil yang praktis dan irit bahan bakar. Sirion memenuhi kebutuhan tersebut. Selain irit, mobil ini juga gesit. Buktinya sudah memenangkan 7 seri slalom,” tegas Amelia lagi.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh ADM terhadap konsumen Sirion, yaitu anak muda dan keluarga, ternyata i 75% menyukai mobil ini karena penampilannnya (styling). Faktor lain adalah nilai ekonomis, yaitu harga dan irit biaya operasional dan mudah dikendarai.

Dengan minor change ini, ADM berharap bisa menjualnya 400 unit/bulan. “Target ini sudah kami turunkan. Sebelumnya target kami 500 unit/bulan. Tetapi karena situasi ekonomi tidak seperti yang kami perkirakan sebelumnya, diturunkan jadi 400 unit/bulan,” jelas Suparno Djasmin, CEO PT Astra International – Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) yang menjual Daihatsu di Indonesia.

Permintaan Konsumen
Faktor lain yang menyebabkan Daihatsu menyegarkan penampilan Sirion, menurut wakil presiden direktur ADM, Sudirman MR, adalah untuk menjawab permintaan konsumen. “Mereka menginginkan desain yang lebih sporty dan trendi. Ini sesuai dengan jiwa target pemakai Sirion, yaitu anak muda. Perubahan ini sejalan dilakukan pada Myvi di Malaysia, negara tempat Sirion diproduksi,” terang Sudirman.

Dua model atau tipe Sirion yang ditawarkan sama-sama menggunakan mesin 1,3 liter, VVT-i adalah D versi standar dan M untuk sport. Untuk tipe D transmisi manual, dijual Rp 122.900.000 dan otomatik Rp 132.900.000. Berarti naik Rp 2 juta dibandingkan versi sebelumnya. Sedangkan tipe M, untuk transmisi manual Rp 136.500.000 dan otomatik Rp 146.500.000.

Bagian yang mengalami perubahan
Eksterior
• Kap mesin
• Gril, bumper dan aerokit depan plus logo Daihatsu yang lebih besar
• Lampu kabut dengan desain baru (tipe M)
• Semua pilar dihitamkan
• Garnis hitam di pintu belakang (untuk tipe M)
• Dual tail pipe atau knalpot ganda dengan tambahan aerokit di atasnya
• Bumper belakang dengan reflektor lebih tinggi
• Mengganti model alloy wheel
Interior:
• Meter cluster dilengkapi lampu peringatan
• Dashboard two-tone
• Jok dan lapisan pintu (door trim) warna dan motifnya berubah (tipe D)