21 April 2009

Lexus RX350 Dibanjiri Pesanan

Luar biasa. Belum genap sebulan sejak diperkenalkan pada pertengahan Maret lalu, minat konsumen terhadap Lexus RX350 di luar perkiraan. Di saat kondisi pasar otomotif nasional lagi kurang sehat, justru kendaraan premium itu telah dipesan sebanyak 50 unit.

Boleh jadi, tinggi minat terhadap crossover mewah ini dipicu oleh nama Lexus yang mendunia dan kekuatan produknya sendiri yang mengusung filosofi desain L-Finesse generasi terkini. Selain itu, SUV ini menghadirkan kenikmatan berkendara dengan kenyamanan setara sedan mewah.

“Kami bersyukur atas dukungan dan kepercayaan pelanggan Lexus di Indonesia, khususnya kepada para pelanggan All New RX350 yang berkenan menunggu 1-2 bulan untuk mendapatkan kendaraannya,” bilang Johnny Darmawan, Indonesia Lexus Principal.

Melalui kesempatan ini, Johnny juga ingin meluruskan perihal rumor yang bikin pencinta Lexus gelisah. Bahwa All New RX350, tegasnya dipasarkan di bawah brand Lexus. Toyota tidak akan mengeluarkan produk serupa seperti generasi sebelumnya. “Semoga informasi ini dapat membantu pencinta Lexus dalam menentukan kendaraan yang paling sesuai dengan kebutuhannya,” lanjut Johnny.

Pernyataan ini diperkuat oleh pihak Toyota Motor Corp (TMC) yang menegaskan kalau tipe RX memang spesifik Lexus. Toyota Harrier dengan tipe serupa tidak lagi diproduksi karena TMC menginginkan RX menjadi model utama dalam jajaran line up Lexus, baik di Jepang, maupun dunia.

Secara total, tahun ini Lexus Indonesia telah membukukan pemesanan mendekati 90 unit. Melalui The LEXUS Gallery sebagai distributor resmi sekaligus pusat layanan Lexus di Indonesia berharap dapat terus menghantar personal luxury experience kepada pelanggan.

20 April 2009

Nissan Fairlady yang Kalem, tapi Galak

Nissan Fairlady 350Z tergolong sedan sport coupe yang kencang. Kemudian, Fairlady ini bukan sembarangan lantaran mengusung transmisi manual 6 speed, sesuatu yang menjadi salah satu pembeda. Namun, Adhi Abel Wisesa merasa kurang puas dengan sport car Jepang itu. Anggaran sebesar hampir Rp 120 juta dikeluarkan untuk memenuhi hasrat salah satu biang modifikasi "nyeleneh" di Ibu Kota ini.

Ebel—demikian Adhi biasa dipanggil—mendongkrak tenaga Nissan bikinan 2003 itu menjadi lebih kencang namun street use. "Selain itu, 350Z standarnya sudah berjubah Veilside," tegas pria kelahiran 28 September 1988 ini.

Namun, dengan Veilside yang beraura sporty dan racing tidak membuat pemilik rumah modifikasi Wisesa Motorsport itu nyaman. Body yang gembung susah diajak ngebut. Tak pelak, bodi asli digusur oleh body kit Wald seharga Rp 25 juta yang lebih kalem dengan garis-garis dinamis mengesankan sport car luxury,
kecuali kap mesin menggunakan Varis yang mempunyai lubang 'insang' atau air scoop untuk mencirikan besutan kencang. Diperkuat dengan aksen carbon di permukaannya semakin mengentalkan kesan racing.

Badan pesawat terbang
Untuk mesin, tenaga sebesar 285 dk dinilai Ebel cukup kencang. Ia hanya memperkuat kopling. Supaya pertukaran transmisi lebih presisi, mulai dari per kopling hingga dekrup dipercayakan pada Ogura. Efeknya, injakan pedal kopling lebih ringan dan kuat lantaran materialnya menggunakan bahan karbon.

Sistem gas buang disentuh agar tenaga mesin VQ35DE lebih spontan. Pipa knalpot stainles dari Fujitsubo punya andil besar untuk mendapatkan tenaga di putaran bawah. "Untuk proyek berikutnya, ECU harus diganti punya NISMO," target Ebel.

Sebagai seorang pebalap, Ebel tahu persis kalau bobot kendaraan memengaruhi tenaga. Makanya, keempat roda disematkan velg Volk Racing TE37 asal Jepang yang amat ringan dan tahan banting. Harganya Rp 40 juta dan special edition dengan bahan forged monoblock yang juga diaplikasikan ke badan pesawat terbang. Beratnya enggak beda jauh dengan bayi, sekitar 3,6 kg.

Yang sedikit mengagetkan Ebel adalah saat mengganti setir standar dengan model racing buatan Sparco. Ternyata enggak bisa sembarangan, khususnya yang bertransmisi manual. Ketika diganti dengan setir aftermarket, sinyal ECU tambah 'ngaco'. "Cek engine menyala terus. Jadi, selain harus ganti semua sistem komputer, setirnya juga harus semerek dengan ECU," jelas Ebel.

19 April 2009

Wow! Mercedes Pakai Velg Seharga Sedan Proton Saga

Dari segi tampilan, Mercedes-Benz E200 ini layaknya mobil standar. Meski body kit AMG sudah menempel seperti bumper depan. Kemudian pada bagian belakang, ada penambahan sayap mungil dan ujung knalpot kiri dan kanan yang ganda.

Lantas, apa yang menarik dari mobil Jerman produksi 2003 ini? Coba perhatikan keempat roda, menggunakan velg Forgiato Parlaro. Lalu, sekalian lirik ke sistem penghenti lajunya, sudah tidak standar.

Satu set rim Parlaro itu seharga dengan sedan Proton Saga dari Malaysia yang baru di-launching Maret lalu. Kresna, sang pemilik Mercedes, menebusnya 9.500 dollar AS (dikalikan Rp 12.000) atau Rp 114.000.000. Pertimbangan memilih velg Parlaro, "Dulu gue pernah ikut kontes modifikasi, tapi kalah untuk ngedapetin gelar The Best Rims," sesal Kres—sapaan karib Kresna—yang dengan velg baru siap berkompetisi.

Desain velg Forgiato Parlaro ini terbilang unik. Konsepnya, perpaduan bulan sabit dan palang besar membentuk center hub sebagai pemegang baut roda. Diklaim memiliki titik poin keseimbangan dan kekuatan yang sama dengan model velg konvensional berkonstruksi 3-pieces forged.

Boleh jadi, Parlaro disebut sebagai velg revolusioner yang canggih dan terwujud dengan sempurna. Bayangkan, minim pegangan, namun bisa bersinergi dengan kekuatan dan keseimbangan mobil. Kebetulan velg ini punya ukuran untuk E-Klasse yaitu 5/112 dengan pemesanan 3 bulan.

Finishing yang dipilih satin black, meski juga tersedia flat black/satin silver center with chrome lip, flat red/flat black center with flat black lip, dan chrome/black.

Dengan velg canggih, Kresna membenamkan Brembo 8 pot ke roda depan. "Ukuran disk-nya sekitar 380 milimeter," bilang Ferry Soehary, punggawa Concept Motorsport yang mendandani mobilnya. Pengerjaannya sangat gampang, kebetulan Brembo menyiapkan perangkat penghenti laju berspek plug and play.

17 April 2009

Giliran Buick dan GMC Dijual GM

Masalah yang dihadapi produsen mobil nomor satu Amerika Serikat, General Motors (GM), makin menumpuk dan serius. Ancaman dibangkrutkan semakin dekat. Pemerintah Amerika Serikat telah menentukan tenggat waktu sampai 1 Juni mendatang kepada GM untuk melakukan restrukturisasi, sebelumnya dinyatakan bangkrut. Akibatnya, berbagai rumor pun muncul.

Kabar terakhir, GM akan menjual Pontiac dan GMC. Divisi Pontiac didirikan GM pada 1926 dan beberapa tahun terakhir penjualannya terus turun. Produknya yang terkenal adalah sedan sport, Firebird. Sementara itu, GMC dikenal sebagai produk truk kecil, kendaraan komersial, dan pikap Sierra. GMC sudah berada bersama GM sejak 1912.

Sebelumnya, GM telah mengemukakan rencananya menjual Hummer dan Saturn yang dinilai tidak menguntungkan. Meski begitu, sampai sekarang, kedua merek itu belum mendapatkan pembeli yang pasti. Adapun Saab yang sudah diumumkan untuk dijual tahun lalu dibantu oleh Pemerintah Swedia.

Saat ini GM mempunyai 13 merek di seluruh dunia, yaitu Buick, Cadillac, Chevrolet, Covette, GMC, GM Daewoo, Holden, Hummer, Opel, Pontiac, Saab, Saturn, dan Vauxhall. Dengan rencana melepaskan Pontiac dan GMC, maka tinggal 8 merek.

Ditambahkan, merek yang ngotot dipertahankan GM adalah Chevrolet, Cadillac, dan Buick. Merek yang disebutkan terakhir, penjualannya sukses di China.

Sementara itu, Chrysler LLC yang memperoleh pinjaman 4 miliar dollar AS dan hanya punya waktu sampai 1 Mei untuk melaksanakan reorganisasi dan merger dengan Fiat, diperkirakan juga menghadapi masalah serius. Pasalnya, tuntutan serikat pekerja Chrysler membuat CEO Fiat Sergio Machionne kesal.

Seperti diberikan oleh surat kabar Toronto, Kanada, Sergio Machionne mengatakan bahwa keberhasilan merger Fiat-Chrysler 50:50. Pasalnya, pembicaraan Chrysler dengan serikat pekerjanya, terutama di Kanada, mulur terus.

“Kami siap meninggalkan proposal kerja sama dengan Chrysler,” katanya. Padahal, waktu yang diberikan pemerintah tinggal dua minggu lagi. Jika serikat pekerja tidak mau menurunkan upah, jalan terakhir, bangkrut.

11 April 2009

Toyota Prius III Lebih Irit dari Generasi Sebelumnya

Toyota Motor Corp (TMC) akhir pekan lalu mengabarkan bahwa mobil Prius hybrid generasi berikut akan ditingkatkan lagi fuel economi-nya. Bahkan, kini sedang dilakukan pengetesannya, sampai mendapat hasil maksimal sebelum dipasarkan. Demikian seperti dikutip kantor berita Nikkei.

Bila Prius generasi kedua menghasilkan 35 km/liter, generasi selanjutnya tadinya diisukan lebih boros. Namum, pihak TMC coba menekannya menjadi 38 km/liter dan angka itu didapat setelah dilakukan tes.

Memang, metode pengetesannya standar dengan jarak dari satu daerah ke daerah lain. Namun, dengan cara komparasi akan mendapatkan hasil yang lebih efisien untuk mesin bensinnya. Gambaran ini, menurut TMC, sudah dipaparkan dan dievaluasi oleh Menteri Transportasi Jepang.

Prius baru yang akan dilempar ke pasaran, Mei mendatang di Jepang, harus mementingkan dua unsur. Pertama, mengurangi revolusi mesin, terutama menyangkut kecepatan maksimum. Terakhir, keiritannya harus melebihi generasi ke-II.

10 April 2009

Peminat Nissan X-Trail dan Serena HS Harus Inden

Situasi pasar otomotif nasional lagi unik. Bayangkan, dalam kondisi krisis global, ada produsen meluncurkan sedan mewahnya. Ada BMW dengan Seri-7, kemudian Lexus dengan RX350, dan terakhir Audi yang Kamis lalu memperkenalkan sedan coupe
mewah A5.

Ternyata, pangsa pasar sedan mewah ini juga ada peminatnya. Buktinya, PT Nissan Motor Indonesia (NMI) telah menjual Teana di Maret ini sebanyak 6 unit. "Tahu nih, kadang-kadang aneh juga," tandas Teddy Iriawan, Deputi Direktur Sales & Marketing PT MNI mengenai pasar otomotif nasional.

Dari jumlah 6 unit itu, katanya, terbanyak di Jakarta dan satu di Surabaya. Untuk Maret ini, penjualan Nissan mencapai total 1.383 unit. "Turun memang dibanding Februari lalu, tapi selisihnya tipis," jelas Teddy.

Penjualan tertinggi diraih dari Grand Livina 1.5 XV manual yang mencapai 409 unit, diikuti yang transmisi otomatisnya, sebanyak 203 unit. Adapun di kelas SUV, X-Trail termewahnya, XT CVT 2.5, mencapai angka penjualan 105 unit. "Untuk X-Trail XT 2.5 CVT, pembeli harus inden sampai Mei, termasuk juga Serena Highway Star (HS)," ungkap Teddy yang tidak menyangka peminat Serena cukup banyak.

Mengenai kenaikan harga, ia menegaskan bahwa ada rencana ke arah sana. "Jangan kita terus yang duluan. Kali ini mau di belakang sekali-sekali. Wait and see, lah," tutupnya.

07 April 2009

Mesin Innova 2007 Plus Oksigen Sensor

Setelah 2007, mesin Kijang Innova mengalami proses pematangan “mental”. Hal itu dilakukan sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi, yaitu setiap kendaraan bermotor yang dipasarkan di Indonesia harus memenuhi standar emisi gas buang Euro-2. Tujuannya untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan pemanasan global.

Tidak ada perubahan mendasarkan pada mesin 1TR-FE. Hanya ditambahkan TWC (three way cataytic converter) atau katalisator 3-jalur. Fungsi alat yang dipasang antara muffler dan mesin ini untuk mengurangi polusi seperti HC (hidrokarbon) atau bensin yang terbakar, karbon dioksida (CO2) dan nitrogen oksida (NOX).

Oksigen Sensor
Tambahan lainnya adalah oksigen sensor atau sering juga disebut AFR (air fuel ratio). Nama lainnya lambda sensor. Sensor ini dipasang pada saluran buang. Tugasnya memantau kadar oksigen yang keluar dari gas buang. Lantas membandingkannya dengan oksigen di udara bebas.

Kadar oksigen dari gas menentukan kondisi samburan, miskin atau kaya. Atau apakah pembakaran berlangsung lebih baik atau kurang sempurna. Informasi selanjutnya dikirim ke komputer mesin. Komputer pun menentukan jumlah bensin yang mesti disemprotkan. Dengan cara bisa ditentukan komposisi campuran sesuai dengan kebutuhan mesin. Misalnya saat normal, butuh tenaga untuk akselerasi atau saat mobil dikurangi kecepatannya.

Komputer Mesin
Dengan adanya oksigen sensor, maka ada juga tambahan “masukan” buat komputer mesin atau engine control unit (ECU). Hasilnya, menurut Iwan Abdurachman dari Training Toyota Astra Motor, dibandingkan mesin Innova tanpa oksigen sensor dan catalytic converter, versi terbaru saat dites di perindustrian, bisa mengirit bensin sampai 5 persen. Maklum, kalau mau bersih, juga kerjanya harus lebih efisien.

06 April 2009

Walau Tubuh Besar, Konsumsi BBM Justru Lebih Irit

Konsumsi bahan bakar tidak melulu ditentukan oleh kapasitas mesin. Tidak ada hukum, makin besar kapasitas mesin, makin boros konsumsi bahan bakarnya. Dengan perkembangan teknologi, asumsi tersebut dipatahkan.

Contohnya, Kijang Innova bensin sebagai mobil keluarga yang paling populer di Indonesia. Kendati kapasitas mesinnya 2.000 cc, lebih besar dibandingkan Kijang Kapsul, 1.800 cc, Innova justru lebih irit. Padahal dari segi dimensi, Innova juga lebih besar.

Lho, kok bisa demikian?

Lebih Aerodinamis
Dua faktor utama, bodi Innova lebih aerodinamis dibandingkan dengan Kapsul. Bagian depan Innova lebih landai atau istilah kerennya, streamline, dibandingkan Kapsul. Di samping itu, permukaan bodinya juga lebih rata dan mulus.

Dengan demikian, ketika kendaraan melaju, hambatan angin jadi lebih rendah. Tenaga yang diperlukan untuk bergerak tidak terlalu besar. Alhasil, jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk menggerakkan kendaraan bisa dikurang. Istilah lainnya, konsumsi bahan bakar jadi lebih irit.

Mesin Canggih
Faktor kedua adalah cara kerja atau teknologi mesin plus komponen pemindah daya seperti transmisi. Untuk memasok bahan bakar ke dalam mesin, Innova menggunakan sistem injeksi, sedangkan Kapsul karburator.

Hebatnya lagi, kerja mesin dikontrol oleh komputer. Dengan cara ini, kebutuhan mesin akan bahan bakar diatur sesuai dengan beban kerjanya. Saat lambat atau muatan ringan, jumlah bahan bakar yang dipasok sedikit. Sebaliknya, pada kecepatan tinggi, jumlah bahan bakar yang dipasok lebih banyak.

Bahan bakar dipasok dengan cara menyemprotkannya ke ruang pada katup mesin. Di sini bahan bakar atau bensin dicampur bersama udara yang dihisap oleh mesin. Di dalam mesin, udara dan bensin terus bercampur lebih 'akrab' lagi. Setelah itu, dimampatkan (kompresi), dibakar dengan menyulutnya melalui percikan bunga api yang dihasilkan oleh busi. Kemudian, terjadi ledakan yang mendorong piston dan menggerakan mesin dan selanjutnya dipindahkan ke transmisi dan roda.

Keunggulan sistem injeksi, bensin dipasok ke mesin dengan takaran yang telah ditentukan berdasarkan berbagai kondisi di sekitar mesin. Termasuk banyaknya massa udara yang dihisap mesin, suhu mesin dan berbagai parameternya.

Adapun pada mesin yang masih menggunakan karburator, bensin diisap berdasarkan bukaan katup gas yang dioperasikan melalui pedal gas. Komposisi campuran bisa saja tidak pas dan sulit diatur sesuai dengan kondisi kerja mesin.

Teknologi lainnya pada mesin Innova adalah Variable Valve Timing-Intelligent (VVT-i). Dengan teknologi ini, campuran bensin dan udara yang masuk ke mesin disesuaikan dengan kondisi kerja putaran dan beban mesin.

VVT-i memungkinkan mesin menyedot jumlah campuran udara dan bensin dengan mengatur waktu buka dan tutup katup isap secara optimal dengan memanfaatkan komputer. Udara mengalir ke dalam mesin secara efisien.

Drive by Wire
Bukan hanya itu, menurut Achmad Rizal, Marcomm Manager PT TAM, yang sebelumnya adalah merintis Kijang injeksi, pengembangan teknologi mesin Innova sangat banyak dibandingkan versi sebelumnya.

Dijelaskan, Innova 2007 harus memenuhi standar emisi Euro2. Hal tersebut harus dilakukan karena Kijang Innova juga diekspor dan mengikuti standar emisi internasional.

Sebagai contoh, untuk mengatur putaran mesin atau kerja mesin tidak lagi menggunakan kabel konvensional yang menghubungkan pedal gas dengan throttle body atau katup gas. “Innova sudah menggunakan drive by wire. Di samping itu, satu busi untuk satu silinder. Kemampuan kerjanya jauh lebih efisien. Inilah membuat Kijang Innova jadi lebih irit,” jelasnya.

Bahkan, untuk mengikuti standar Euro2, Innova juga dilengkapi dengan oksigen sensor plus katalis (catalytic converter) untuk mengurangi emisi gas buang. Hasilnya, selain lebih irit, mesin Kijang Innova bensin juga makin ramah terhadap lingkungan.

Masalahnya, menurut insinyur mesin lulusan ITB ini, kekeliruan yang dilakukan pengemudi Kijang adalah kurang memahami cara mengoperasikan pedal dengan sistem drive by wire ini. “Pada tahap awal pedal gas ditekan, reaksi mesin memang lebih lambat dibandingkan yang menggunakan kabel. Namun, begitu sudah bekerja, jadi cepat. Nah, karena agak lambat di awal itu, pengemudi sering menekan ulang pedal gas. Akibatnya, tentu saja pemakaian bahan bakar jadi boros,” terangnya.