27 June 2008

Pesan Dr Soichito Toyoda Buat pembeli-Pembeli Pertama Lexus LS 400

Sekarang ini banyak media menulis soal otomotif, selain menyangkut produk baru juga mengupas fitur-fitur kelengkapan, teknologi maupun performa mesinnya. Tak ketinggalan juga soal modifikasi dan perawatannya.

Namun karena keterbatasan halaman, membuat pembahasan satu masalah terkadang kurang dalam.Nah, untuk memenuhi kepuasan pembaca setia bidang otomotif, para awak majalah Autobild menyodorkan majalah Auto Expert: The Comprehensive Car Reference. "Penyajian yang lebih lengkap kira-kiranya begitu," sebut Boy Beding, redpel Auto. Penggarapannya dipimpin oleh Aditya.

Dalam majalah itu banyak kisah-kisah unik dan menarik. Seperti di antaranya bagaimana pendiri Toyota, Dr Soichito Toyoda mengirim sepucuk surat kepada pembeli-pembeli pertama Lexus LS 400. Ia minta kepada pembeli agar menjaga mobilnya bagaikan menjaga anak perempuannya, Toyoda. Sungguh sebuah cerita yang takkan terjadi andai Toyota mengganggap Lexus benda mekanis belaka.

Juga tak banyak orang tahu betapa upaya Honda dalam mewujudkan harmonisasi antara mobil, manusia dan lingkungan sosial. Sehingga membuat Accord hadir dalam tiga model region, empat varian bodi dan tujuh tipe turunan.

Masih banyak lagi cerita seru. semua itu bisa Anda peroleh pada majalah Auto Expert di toko buku Gramedia terdekat di kota Anda.

Mitsubishi Hadirkan Grandis GT Yang Lebih Sporty

PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) tahun 2008 ini segera mengisi pasar kendaraan penumpang premium. Sampai akhir Mei lalu telah terjual 564 unit, berarti hingga Juni nanti, mudah-mudahan mencapai angka di atas 600 unit. Artinya, target rata-rata sekitar 100 unit tiap bulan telah dilampaui. Sedang di kategori komersil, Mitsubishi berhasil merebut lebih 50 persen dari total penjualan seluruh merek.

Pernyataan itu disampaikan Rizwan Alamsjah, Marketing Director PT KTB saat peluncuran produk terbarunya, Mitsubishi Grandis GT di Four Seasons Hotel, Jakarta Selatan. "Kehadiran Grandis GT ini untuk melengkapi varian sebelumnya, yakni GLS yang telah diluncurkan pada April 2008. Selain berhasil mengisi segmen premium MPV," kata Rizwan dalam sambutannya.

Ia mengatakan, munculnya Grandis GT ini untuk memperkuat citra dan sekaligus pangsa pasar kendaraan penumpang. Dari sosoknya, Grandis GT ini hanya bersifat facelift. Kendati begitu, perubahan mencolok tampak pada eksterior seperti desain grill baru, termasuk bumper. Kemudian tampilan sisi samping lebih kekar dengan dikasih side body molding. Tampilan belakang lebih elegan dengan dipakainya RED Rear Combination Lamp.

Peningkatan spesifikasi lainnya, diantaranya ukuran keempat roda dibikin lebih besar menjadi 215/55R17 dipadu dengan desain pelek yang baru juga. Kalaupun mau ganti ban yang super besar (semisal ukuran 20 sampai 22 inci) nggak perlu menggembungkan sepatbor. Karena bibir sepatbor, baik depan maupun belakang sudah dibikin gembung.

Untuk sektor keamanan, pada bumper depan dan belakang dipasang sensor. Dan khusus untuk bumper belakang desainnya baru dikasih body molding dan red Rear Reflector. Meski perubahannya sedikit, tapi Grandis GT menampilkan kesan dinamis dan sporty tanpa menghilangkan kesan nyaman, mewah dan berkelas.

Unsur-unsur kemewahan tercermin pada interior yang bernuansa hitam dipadu dengan abu-abu pada dasbor dikombinasi dengan kulit pada jok, dipadu warna silver pada panel-panel. "Ini memberi pilihan bagi konsumen, ada yang warm elegant (GLS) atau cool tapi sporty (GT)," terang Rizwan.

Mengenai harga, KTB mematok Rp. 289 juta untuk Grandis GT dan Rp. 280 juta untuk GLS berlaku di Jabotabek. Di pasar tanah air, Grandis akan bertarung dengan New Mazda5 dan Nissan Serena, bukan dalam segmen tapi dari segi harga.

Chevrolet Captiva 2.0 VCDi vs Toyota Fortuner

Banyak pabrikan mobil kini bermain di mesin diesel, bahkan menjurus lebih serius. Seperti Toyota sampai memberi saham Isuzu Motor Co., Jepang yang memiliki image kuat di mesin diesel. GM pun pernah menggandeng Isuzu untuk produk Chevrolet dengan mesin bensin dan Trooper untuk dieselnya.

Kini, kedua ATPM itu sama-sama mempunyai SUV bermesin minum solar. GM dengan andalannya, Captiva dan Toyota punya senjata Fortuner. Kedunya diajak tes jalan untuk menguji tenaga dan kenyamanannya.


Lebih Berat Tapi Irit
Ditilik dari tenaga, sebenarnya kedua SUV ini tidak head on. Captiva mengusung mesin 4 inline 1.991 cc turbo, sedang Fortuner 4 inline 2.494 cc turbo.

Kendati kapasitas dapur pacu kecil, tapi menggunakan teknologi canggih. Captiva 2.0 VCDi dilengkapi sistem common-rail dan Variable Geometric Turbocharger (VGT). Tak heran, tenaga yang dimuncratkan mencapai 150dk, unggul hampir separuhnya dari Fortuner (102 dk) yang berteknologi serupa.

Pemakaian VGT membuat tekanan udara yang dipampatkan ke ruang bakar menjadi lebih konstan di berbagai putaran. Ditunjang power to weight ratio yang kecil 12 kg/dk membuat akselerasi Captiva 0-100 km/jam dicapai 10,5 detik.

Sementara Fortuner, minimnya tenaga, dengan bobot 1,8 ton (sama dengan Captiva) membuat power to weight ratio berada di angka 17,7 kg/dk. Wajar, bila akselerasi 0-100km/jam dicapai 18,9 detik.

Tapi, Fortuner bukan mengejar akselerasi. Mesin D-4D (Direct 4Stroke Diesel) dengan turbo dan common-rail menawarkan sifat ramah lingkungan.

Ada asumsi, tenaga yang besar menyedot konsumsi cukup banyak alias boros. Ternyata image itu dihapus dan Captiva mencatat 9,7 km/l ketika melalui rute kombinasi, sedang Fortuner mematok 9,2 km/l.Cukup masuk akal, terutama buat Fortuner karena berpenggerak roda belakang yang memiliki kerugian mekanis lebih tinggi ketimbang Captiva dengnan gerak roda depan.

Keuntungan lain diraih Captiva dengan kombinasi tenaga dan torsi yang besar, membuatnya enteng dipasang transmisi otomatis 5-speed. Kendati dilengkapi Tiptronic, efek engine brake tak mampu dihasilkan Captiva membuat kerja rem kian berat ketika melintasi jalan turunan cukup panjang.

Fortuner saat dilakukan tes pengereman dari 100-0km/jam, butuh jarak 51,64 km. Fitur ABS + EBD semakin mempertebal kepercayaan pengemudi, sekaligus mengantisipasi roda depan terkunci saat pengereman di jalan basah.

Jok Kurang Nyaman
Selama pengetesan di berbagai kondisi jalan, Captiva belum belum mampu memberikan posisi duduk yang nyaman. Terutama pada paha karena lapisan jok yang datar. Padahal, tersedia fasilitas mengatur ketinggian bangku, lumbar support dan tilt steering.

Beda dengan Fortuner. Fasilitas seperti di Captiva tidak sebanyak itu, dan dirancang lebih baik. Sehingga lebih nyaman untuk perjalanan jauh.

Untungnya, ketidaknyaman di Captiva dibayar dengan bantingan suspensi yang terasa pas. Modelnya yang aerodinamis membuat Captiva tetap nyaman dipacu hingga 150 km/jam di jalan tol.

Dari hasil tes jalan, disimpulkan Captiva dengan tenaga yang besar, konsumsi bbm irit dan kenyamanan yang bagus menjadi daya tarik tersendiri. Sementara Fortuner memberi kelebihan dalam akomodasi, daya tahan dan image (Autobild)
Data Spesifikasi dan tes
Captiva Fortuner
Panjang/wheelbase :4.635 mm/2.705 mm 4.695mm/2.705mm
Lebar/tinggi :1.870 mm/1.755 mm 1.840mm/1.850mm
Mesin/kapasitas :4 inline/1.991 turbo 4 inline/2.494 turbo
Tenaga maks :150 dk/4.000 rpm 102 dk/3.600 rpm
Torsi maks :320 Nm/2.000 rpm 265 Nm/1.600-2.400 rpm
Transmisi :5-speed auto/fwd 5-speed mn/rwd
Kapasitas tangki :65 liter 65 liter
Bobot :1.850kg 1.805 kg
Harga :Rp 289,5 juta Rp 284,6 juta


0-100 km/jam :10,5 detik* 18,9 detik
60-80 km/jam :2,6 detik* 5,3 detik
80-100km/jam :3,1 detik* 6,6 detik
100-120km/jam :4,1 detik* N/A
Konsumsi bbn(kombinasi) :9,7 km/l 9,2 km/l
Pengereman 100-0km/jam :48,3 m 51,64 m