28 June 2008

Mitsubishi Lancer Ralliart dan iMIEV Tampil di IIMS

Indonesia International Motor Show (IIMS) yang direncanakan digelar 11-20 Juli 2008 di JCC dimanfaatkan para ATPM di tanah air tidak cuma memamerkan produk-produk yang sudah atau akan dipasarkan. Hampir sebagian besar menampilkan mobil konsep, ada yang tahun depan sudah diproduksi dan ada yang masih belum tahu kapan. Seperti Mitsubishi dijelaskan oleh Fumio Kuwayama, Presdir KTB, kalau Mitsubishi membuka dua booth berada di hall A no.3.

KTB akan memamerkan 9 unit kendaraan, lima di antaranya berupa konsep dalam bentuk siluet. Jumlah itu dilansir oleh PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) bersamaan peluncuran Mitsubishi Grandis GT, kemarin di Four Seasons Hotel, Jakarta. Ketika dikonfirmasi ke para petinggi, PR sampai promosi KTB, semua pada bungkam.

Dari lima gambar siluet, empat di antaranya agak diketahui identitasnya. Yakni, Mitsubishi iMIEV, si Mungil bertenaga listrik karya pabrik mobil berlambang tiga berlian dengan PSA Peugeot Citroen, Prancis. Konsep ini akan dipasarkan mulai tahun depan, termasuk juga di Eropa.

Kemudian Concept cX, karya kolaborasi Mitsubishi Motor Company (MMC) dengan Mitsubishi Motor Europe (MME) B.V. dan sudah dipamerkan pada acara 62th Internationale Automobile Austellung, Jerman September 2007 . Mobil ini dikategorinya generasi baru kompak bermesin diesel 1.8L dengan variable Geometry turbocharge. Dapur pacu juga dilengkapi teknologi Diesel Dioksida Catalyst (DOC) sehingga sangat ekonomis dan rendah emisi.

Seperti kita ketahui, MMC di berbagai pameran internasional di luar negeri telah menampilkan Mitsubishi Lancer Ralliart. Sedan yang punya reputasi gemilang di arena kejuaraan dunia reli mobil, ternyata nongol di JCC, meski dalam versi jalan raya dan masih berupa konsep.

Terakhir, kendaraan SUV yang juga pernah membelah gurun pasir Sahara, Afrika melalui arena Reli Dakar, yakni Mitsubishi Endeavor. Bermesin 3.8L SOHC V6 mempunyai tenaga 225 dk dan ketika lomba finish ke-7.

41 Velg Mobil Legendaris

Velg mobil ibarat sepatu. Merek, model dan ukurannya beragam. Kualitasnya pun, ada orisinal, imitasi sampai yang palsu. Nah, asal pakai ditambah modelnya tidak sesuai dengan umur, kontan tampilan kita jadi drop. Begitu juga pada mobil, kehebatan dan keistimewaan menjadi tidak menonjol lantaran pemakaian velg yang tidak pas atau keliru.

Tanpa Velg Forged
Sekarang ini, sulit mencari mana saja velg yang dianggap legendaris. Mengingat usia keberadaannya cukup lama dan diproduksi dari berbagai negara. Agar tidak rancu, di sini dipilah dari dua negara saja, Jerman dan Jepang. Karena, secara psikografis, pemain modifikasi berkiblat kepada apa yang dipakai mobil-mobil Jerman lalu kemudian diturunkan ke kendaraan Jepang ber-PCD 112 atau 120.

Velg dari negeri Matahari terbit ini lebih digandrungi karena desainnya yang atraktif dan bobotnya ringan. Dan secara dimensipun lebih radikal karena lebih celong dan gampang dipasang di mobil Jerman.Dan rentang ukurannya bejibun dan importirnya banyak.

Dalam pemilihan ini, sengaja tidak diikutsertakan velg forged. Sebab, jenis rim ini memang susah ditandingi. Seperti HRE diyakini sebagai velg yang teramat personal. Dari hasil seleksi, terpilih sebanyak 41 velg yang masuk kategori legenda yang ada beberapa merek punya motif hampir mirip.

Posisi teratas direbut Brabus Monoblock III sebagai legendaris. Terkesan abadi (long lasting). Mobil tua maupun yang baru, masih pantas memakainya. Bentuk mobil itu mau kotak, bulat atau gepeng masih proposional. Dan masih ada yang menyimpan sebagai koleksi. Indikator lain, penjualannya tidak pernah ada di kaki lima.

Lalu, untuk menampilkan ke-41 gambar velg di sini jelas tak mungkin. Tapi sebagai gambaran, seperti motif velg Carlsson 1/16 punya kemiripan dengan Alpina Softline, Vedrsus Sesto Turismo, Breyton Magic Racing dan Hartge Classic. Kemudian velg bermerk Linea VIP punya motif hampir mirip dengan AMG Styling II 1-Piece (Aero), OZ Oipera 2 dan Kranze Bazreia. Trus velg Fabulous Profound punya kemiripan dengan racing Hart CR, AC Schnitzer Type 2 dan Racing Dynamic RGS.

Inilah ke-41 velg legendaris hasil tanya kiri-kanan kepada sejumlah punggawa velg dan pemain modifikasi bergaya elegan yang masih eksis sampai sekarang.

1. BRABUS Monoblock III
2. Linea VIP **
3. Carlsson 1/16 *

4. AMG Styling II 1-piece (Aero) **
5. Auto Couture Magnifique ***
6. Lowenhart LD1
7. Alpina Softline *

8. Hamann PG III
9. Estatus Style-S
10. Versus Sesto Turismo*
11. BBS RS II
12. MOMO Arrow
13. Venerdi CL-110
14. OZ Opera 2-piece **
15. Work Euroline Design N
16. Fabulous Profound ***
17. RacingHart CR ***
18. Garson Ryugi
19. AC Schnitzer Type 2 (MK II) 1-piece ***
20. NKB Elite8
21. Antera Opus (palang 3)
22. Lorinser D93 **
23. Racing Dynamics RGS ***
24. Breyton Magic Racing *
25. AME Shallen
26. Kranze Bazreia **
27. Hartge Classic *
28. Dronell Classic
29. Concept Neeper Titan
30. Fab Design 10/2
31. Manaray Hyper Revolution
32. Eurohart ND6
33. Amistad Dish
34. D.A.D Zuenglein
35. MAE Racing Evo 3-piece
36. Wald Duchatelet
37. Oettinger Type-RZ
38. Radius R3
39. Koenig Monster
40. Algernon Intelesse II
41. Zender Monza


Avanza Dengan Ban 20 Inci Jadi Elegan

Dari bentuknya, desain Toyota Avanza cukup cantik. Manuver di jalanan semrawut juga gesit dan lincah. Kendati punya postur standra yahud, tapi sering tidak kelihatan harmonis kala dimodifikasi, terutama jika dipasang velg besar dan ceper.

Nyatanya, Toyota Avanza 1.5 S M/T 2007 punya Mr.Y di Bogor justru tampak elegan setelah dimodifikasi. Bodi digembungkan dan pakai ban lebar yang digarap rumah modifikasi Antelope, Pahlawan, Bogor tidak menemui kesulitan ketika dijajal jalan dari Bogor ke Jakarta.

Yang jelas, bobot kini lebih berat 300 kg dari berat kosong 1.070kg. Sumbangan terbesar datang dari tiga sektor, yang pertama body kit. Seperti bumper depan kit didesain dengan metode tanpa pemisah (one piece) yang menyambungnmulai dari grilnsampai lips terbawah. Sehingga terkesan lebih simpel, walau sebenarnya dimensi sudah bertambah tinggi dan besar.

Bodi Avanza yang ringkih disulap jadi kekar dan tetap berkarakter. Caranya, dengan penambahan garis bodi yang halus dan tidak patah. Trus, bumper depan dan belakang yang bongsor diimbangi dengan side kirt.

Desainnya sengaja dibuat lebar agar garis pintu yang tinggi lebih seimbang dengan posisi roda yang terlihat kecil. Ini dikarenakan ground clearance yang cukup tinggi (walau sudah disiati dengan lowering kit). Sebenarnya, pada side kirt bisa diberikan garis (nut) agar terkesan terbagi tingginya, walaupun tetap pada metode one piece.

Sedang desain bumper belakang sudah cukup baik. Bisa mengimbangi desain secara keseluruhan dan harmonis dengan bentuk lampu vertikal dan harmonis bervelg lebar yang dinaikkan 5 inci menjadi 20 inci. Otomatis karet pembalap rim itu berubah dari 185/65R15 menjadi 225/30ZR20 dari Pirelli PZero Nero.

Naiknya ukuran velg dan melarnya telapak ban, jumlah bobotnya masih lebih ringan dibanding dengan penambahan audio. Kendati demikian, ada yang menarik dari desain audionya, yakni penerapan instalasi speaker model tanam di dasbor.

Dari sisi teknis, ada dua keuntungan. Pertama, tidak banyak mendapat getaran ketimbang di dekat pintu. Keuntunngan kedua, pantulan midrange tidak terlalu pekak ketika digeber. “Suara bisa lebih rendah karena ada boks,” jelas Jono Hitam, instalatur dari Sphinx.

Dari sisi kendali, jok standar dilapis MBTech Camaro warna Dark brown. Setirnya, Victor Design berdiameter 32 cm dan agak kerepotan kala harus putar balik 180 derajat. Kendati begitu, torsi tetap tinggi, walau tak meluncur deras. (Diesta)

Rumah modifikasi:
Audio & interior: Sphinx, Pluit Barat, Jakarta Utara
Body kit, velg, suspensi & setir: Antelope, Pahlawan, Bogor

Data Spesifikasi:
Cat Spies Hecker super deep black, custom body kit, knalpot Remus Rallye Design, velg Estatus Style-SV 20x8,5 inci, ban Pirelli PZero Nero 225/30ZR20, sokbreker depan Kayaba Ultra Gas, sokbreker belakang Pedders, per Espelir, bohlam lampu depan HOD 8.000 K, sunroof Webasto Hollandia, setir Victor Design, pedal set & gear knob Project ยต, rotor Z Mevius (untuk Peugeot 306), kaliper Mazda 626, head unit Pioneer P-6050, equalizer Cadence Parametric, speaker depan 3-way Hertz DSK Series, speaker belakang 2-way Phase Linear 6 inci, sub SPX 15 inci, speaker tengah Roger Mcintosh, power MTX Monoblok 8100, power Tru Tech 2x300 watt, kabel Audison Connection, baterai Amaron, peredam Automat, pelapis kabin MBtech, lampu kabin custom

All New Honda Jazz Lebih Sporty dan Stylish

Baru tahun lalu New Honda Jazz diluncurkan di negeri asalnya , Jepang dan langsung menyabet gelar Car of the Year 2007 - 2008, kini sudah mulai dipasarkan di Indonesia.PT Honda Prospect Motor (HPM) selaku agen tunggal merek Honda melaunching All New Honda Jazz di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (27/6). Mengusung teknologi dan fitur-fitur terbaru, HPM coba memanjakan kaum muda yang aktif dan dinamis dengan kenyaman berkendaran.

Saat melesat dengan kecepatan sedang, sulit membedakan Jazz baru dengan generasi sebelumnya. Padahal, perubahan pada eksterior cukup banyak. Seperti desain lampu lebih besar dan hampir mendekati pilar A. Perubahan lain tampak pada gril dan ruang udara di bawah gril yang sangat lebar. Kemudian kaca kecil di pilar A lebih besar dari sebelumnya.

Pada bagian belakang, seperti pintu bagasi berbentuk huruf V dipadu dengan desain lampu belakang yang tiga dimensi, menambah manis tampilan. High Mount lamp memberi sentuhan mewah dan juga meningkatkan keamanan berkendara. Kesan sporty dan stylish terasa kental dengan fender belakang dirancang lebar.

Jonfis Fandy, Marketing and Aftersales Service Director PT HPM mengatakan, ciri khas Jazz sebagai sedan yang bertenaga tapi irit tetap dipertahankan. termasuk karakter mesin i-DSI yang hemat bahan bakar dan bertenaga besar. "Diperkuat mesin 1.500 cc i-VTEC baru, All New Honda Jazz sekarang ini justru semakin bertenaga dengan tetap mempertahankan ciri khas mobil yang irit bahan bakar," ujar Jonfis di sela-sela acara peluncuran. Soal harga, katanya, tergantung dari variannya dari yang paling rendah Rp 160 juta dan ditargetkan 20 ribu unit sampai akhir 2008.

Ketika melongok interior, kaca depan memberikan visibilitas lebih luas. Panel-panel di tempatkan dekat dengan pengendara agar merasa nyaman saat mengemudi. Konsentrasi saat mengemudi terjaga berkat Paddle Shift seperti F1. Jadi, ketika menaikkan atau menurunkan gigi persneling, tangan tetap berada di roda kemudi.

Mengenai ketahanan, sedan hatchback ini menggunakan rangka G-CON dan struktur ACE TM yang telah lulus uji tabrak dengan standar terketat di dunia. "Mobil ini berhasil meraih 6 bintang dari Japan New Car Assessment yang merupakan rating tertinggi dalam uji coba tabrakan kelas dunia," tutup Jonfis.

Eksklusivitas Supercar Pertama Audi

Berbicara sportcar, sebutlah merek-merek terkenal, semua ada di Indonesia. Mau Porsche, Jaguar, Lamborghini, Maserati, hingga Ferrari. Sampai-sampai distributor kuda jingkrak di Tanah Air tak pernah kesulitan memenuhi kuota yang diberikan prinsipalnya.

Hebatnya, di negeri asalnya baru di-launching, tak berapa lama kemudian sudah muncul di Indonesia. Seperti Audi R8 yang dipatok Rp 4 miliar-Rp 5 miliar, setara dengan Ferrari F430 dan Lambo Gallardo, didatangkan oleh importir umum Platinum Motor. Dan majalah Auto Bild Indonesia mendapat kesempatan menjajalnya.

Menyapu Lantai

Akankah R8 sama digilai seperti Ferrari, Porsche, ataupun Lamborghini? Untuk menjawabnya, mari kita tutupi logo Audi pada R8 agar penilaian yang diberikan lebih murni. Tidak terpengaruh karisma Kuda Berjingkrak, ataupun Sang Banteng. Secara penampilan, R8 memiliki karisma tak kalah dibanding sportscar asal Italia. Lihat saja sosoknya yang merunduk laksana hendak menyapu lantai. Desain lampu depan sipit dan gril single frame trapezoidal memberi kesan agresif.

Aura supercar sejati pun diperkuat dengan posisi mesin di tengah. Plus, kehadiran rangka aluminium yang membuat R8 memiliki sasis ringan, namun kuat. Tampilan belakang juga tak kalah memesona dengan lampu belakang LED berkelir merah.

Kala berada di dalam kabin, auranya sangat familiar. Tak beda jauh dengan Audi lain yang kita kenal. Setir palang tiga memiliki bagian bawah rata, sebuah ciri mobil balap sejati. Kualitas materialnya tak perlu diragukan. Pun posisi duduk yang relatif nyaman untuk mobil serendah ini.

Bersahabat

Mengemudikan R8 juga tidak susah. Dimensi kompak sepanjang 4,4 meter dan lebar 1,9 meter membuat pengemudi mana pun takkan merasa kagok, bahkan tidak akan kesulitan saat harus membawa R8 menuruni area parkir Gading Auto Center yang sempit dan curam.

Pandangan ke belakang juga sangat baik, tidak terhalang mesin seperti R8 TDI pada edisi silam. Kalaupun dirasa kurang, tersedia back sonar yang akan membantu Anda saat parkir.

Di belakang saya duduk mesin 4.200 cc V8 seperti terdapat pada RS4. Daya yang dihasilkan sebesar 420 dk sementara torsinya mencapai 430 Nm. Suara yang diteriakkannya begitu mekanis dan merdu di telinga. Jangan tanya soal performa, karena R8 mampu menuntaskan akselerasi 0-100 km/jam dalam 4,6 detik dan top speed setinggi 301 km/jam. Dan konsumsi bahan bakar di klaim 1:7,1.

R8 dibekali transmisi semi-otomatis bernama R-Tronic. Pada prinsipnya, ini serupa dengan DSG yang memiliki kopling ganda. Pengoperasiannya juga halus, membuat R8 tidak grogi saat terjebak dalam kemacetan luar kota.

Karakteristik berkendaranya malah terbilang bersahabat. Ayunan supensi terasa rigid tanpa harus membuat seisi kabin sakit punggung. Sementara, handling-nya mantap dan presisi. Jika dirasa kurang, silakan aktifkan mode Sport yang membuat respons kemudi lebih tajam dan suspensi lebih kaku.