05 July 2008

Bentley Sempurnakan Performa Continental Flying Spur

Sejalan dengan penyempurnaan yang dilakukan terhadap Continental GT Coupe tahun lalu, kini Bentley mengumumkan, penyempurnaan yang sama juga dilakukan pada Continental Flying Spur, Continental GT versi empat pintu. Penyempurnaan itu telah membuat Continental Flying Spur menjadi sedan produksi massal yang tercepat di dunia. Bagaimana tidak, Continental Flying Spur sanggup dibesut sampai 322 kilometer per jam.

Secara kasatmata, Continental Flying Spur keluaran 2009 bisa dibedakan dengan pendahulunya, antara lain pada desain grille radiator depan, bemper belakang, dan penahan lampu belakang. Velg menggunakan bahan alloy berpalang 5 dengan ukuran 19 inci dan ban Pirelli UHP. Secara opsional, juga disediakan velg alloy dengan ukuran 20 inci. Bukan hanya itu, untuk pertama kali secara opsional disediakan kampas rem dari bahan karbon/silicon carbide (CCB) bagi Flying Spur.

Di bawah kap mesin masih tetap terdapat mesin berkapasitas 6.0 Liter, 12 silinder dalam konfigurasi W (W12), tetapi tenaga maksimum yang dihasilkan meningkat dari 558 PK pada 6.000 rpm menjadi 608 PK dan torsi maksimumnya pun meningkat dari 650 Nm pada 1.600 rpm menjadi 750 Nm pada 1.750 rpm.

Peningkatan tenaga dan torsi maksimum itu membuat Continental Flying Spur sanggup berakselerasi dari 0-160 kilometer per jam dalam waktu 10,4 detik dari sebelumnya 10,5 detik. Dan, dari kecepatan 80-120 kilometer per jam dicapai hanya dalam waktu 2,4 detik, sebelumnya 3,1 detik.

Perubahan substansial dilakukan pada suspensi dan sistem setir sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan kecepatan. Bentley telah memenangi reputasi pada mobil-mobil modernnya yang mengusung waftability (penyaluran tenaga dan torsi ke roda secara halus dan lembut), kenyamanan, dan berperforma sporty.

Sistem setir Servotronic yang menyesuaikan diri dengan kecepatan disetel ulang dan dalam kecepatan tinggi suspensi dari bahan aluminium akan turun sekitar 1 sentimeter dari level normal. Turut disetel juga per (pegas) dan peredam guncangan. Anti-roll bar di depan dan belakang juga dipertebal.

Flying Spur juga lebih senyap. Lapisan akustik bagian dalam yang secara standar terdiri dari dua lapisan disempurnakan dan lapisan akustik di bagian bawah lantai mobil dan di sekitar roda pun kini diperbanyak menjadi tiga lapis sehingga suara roda yang beradu dengan aspal tidak menerobos masuk ke kabin.

Seperti biasa, pada Continental Flying Spur keluaran 2009, Bentley pun memastikan bahwa setiap pembeli Bentley dapat memilih sendiri warna eksterior mobil serta warna dan bahan-bahan interiornya. Dengan demikian, sangat sulit bagi seseorang untuk menemukan dua Bentley yang benar-benar sama.

Toyota Angkat Konsep Inspiring Inovation dalam IIMS

Sebagai tradisi Toyota untuk selalu menciptakan kehidupan yang lebih baik dan masa depan yang cerah, Toyota akan kembali hadir dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) pada 11-20 Juli 2008. Dalam pameran otomotif terbesar yang digelar di Jakarta Convention Center itu, Toyota akan mengangkat konsep "Inspiring Innovation for Sustainable Mobility".

Kepala Departemen Komunikasi PT Toyota Astra Motor (TAM) Achmad Rizal mengungkapkan hal itu dalam media gathering di Jakarta, Kamis (3/7). Rizal mengatakan, konsep itu memberi makna bahwa Toyota selalu mengutamakan untuk memberi kehidupan yang lebih baik (better life) dan kebahagiaan (happiness) bagi semua orang melalui inovasi teknologi yang tiada henti serta pelayanan berkualitas tinggi.

Hal senada diungkapkan Direktur Marketing TAM Joko Trisanyoto. Menurut dia, kebutuhan akan penggunaan mobil yang irit dan ramah lingkungan menjadi target untuk menyadarkan masyarakat. Saat ini kendaraan bermesin hybrid itu sudah menjadi kebutuhan untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak yang makin melambung.

Mobil Diesel Audi, Bersaing dengan Mobil Hibrida

KETIKA harga bahan bakar minyak di hampir semua negara mengalami kenaikan drastis, perhatian orang kepada mobil-mobil yang hemat bahan bakar minyak pun meningkat tajam. Itu sebabnya Audi A3 1.9 TDI e yang menyandang mesin diesel berkapasitas 1.9 Liter langsung jadi pusat perhatian. Pasalnya, mobil itu hanya mengonsumsi 4,5 liter solar untuk menempuh perjalanan sejauh 100 kilometer atau hanya menghabiskan 1 liter solar untuk menempuh perjalanan sejauh 22,22 kilometer.

Dengan mengonsumsi 1 liter bahan bakar minyak untuk menempuh perjalanan di atas 20 kilometer, dapat dikatakan bahwa Audi A3 1.9 TDI e telah memasuki wilayah mobil hibrida, yang menggabungkan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) yang menggunakan bahan bakar bensin atau solar dengan motor listrik. Mobil-mobil hibrida mengonsumsi 1 liter bahan bakar minyak untuk menempuh perjalanan lebih dari 20 kilometer. Uniknya, Audi A3 1.9 TDI e mencapai semua itu tanpa pengorbanan apa pun, baik dari segi gaya maupun kenyamanan. Umumnya, mobil hibrida tidak memiliki driving dynamic (keasyikan berkendara) atau hambar dikendarai, dan seperti tidak memiliki pribadi.

Huruf e di belakang A3 1.9 TDI merupakan kependekan dari efisiensi. Audi mengklaim pendekatan secara menyeluruh terhadap mobil merupakan satu-satunya jalan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak. Sekitar 12 bulan yang lalu, Audi memasukkan versi prototipe A3 1.9 TDI dalam Panasonic Solar Challenge Greenfleet Fuel Economy Class of The World Solar Challenge dan mencapai hasil yang mengejutkan, 3,3 liter per 100 kilometer atau 1 liter per 30,3 kilometer.

Dalam World Solar Challenge, mobil peserta melakukan perjalanan dari Darwin ke Adelaide melintasi permukaan jalan yang datar. World Solar Challenge memperlihatkan bahwa ternyata mobil hibrida tidak diperlukan kalau sasarannya hanya hemat dalam mengonsumsi bahan bakar minyak.

Bahwa konsumsi 1 liter bahan bakar minyak itu digunakan untuk menempuh perjalanan sejauh 30,3 kilometer per liter, itu tidak mengherankan mengingat sebagian besar peserta tidak menyalakan lampu dan penyejuk udara (AC) sama sekali. Barang-barang bawaan pun diletakkan di dalam mobil lain. Kecepatan dijaga di bawah kecepatan maksimum yang diizinkan dan sempat muncul perdebatan tentang perlu tidaknya mesin dimatikan saat mobil berhenti pada saat lampu lalu lintas merah menyala.

Beberapa peserta mengikuti World Solar Challenge dengan santai. Kecuali patuh batas batas kecepatan maksimum yang diizinkan, lainnya diabaikan, misalnya tetap menyalakan lampu dan AC serta menempatkan barang bawaan di bagasi. Hasilnya, yah, 4,6 liter per 100 kilometer.

Pilih Busi Benar, Mobil Lancar

Efisiensi bahan bakar tak cukup ditentukan lewat cara mengemudi yang benar saja. Faktor lainnya, dari sisi kendaraannya sendiri juga lumayan banyak. Seperti pengaruh pada keempat roda dan sudah pernah dibahas di Kompas.com (silakan buka rubrik Tips n Trik). Penyebab lain, pemakaian busi yang pas. Lantas bagaimana mencari busi yang baik dan cocok buat besutan Anda?

Secara umum, sekarang ini jenis busi ada dua macam sesuai bentuknya. Busi berelektoda dan yang high performance, masing-masing mempunyai karakteristik dan kode-kode yang berbeda dan tertera pada lapisan keramik busi yang menunjukkan tipenya. Biasanya dianalogikan dengan panas dan dingin. Seperti NGK, misalnya angka 1-8 berkarakter panas, sedang 9 - 14 menandakan busi dingin. Kebalikan dengan busi Bosch, angka besar menunjukkan panas dan angka kecil dingin.

Nah, jika sudah memahami angka, kini celah antara side electrode dan center electrode. Maksudnya gap (kerengangan) dan panjang ulir secara keseluruhan. Tujuannya agar kepala busi tidak bersentuhan dengan piston saat dalam konsisi TMA (Titik Mati Atas). "Paling tidak, jarak antara elektrodenya 0,8 sampai 1 mm," jelas Denim Gunawan, produsen busi Varso. Kalau tidak mau keliru, bisa dipandu dengnan melihat buku manual.

Selain celah, perlu diperhatikan juga bahan di center electrode. Ada 4 macam dengan material beragam. Mulai dari copper, silver, platinum dan iridium. Saat ini yang lagi tren berbahan dasar iridium yang elektroda tengahnya berbentuk jarum.

Lantas bagaimana jika diterapkan di mobil-mobil standar? Menurut Denim, bisa-bisa saja, terpenting mobil itu multi koil. Untuk membedakannya secara lebih spesifik, bisa denngan metode menghubungkan kabel positif dan negatif multi tester ke belah sisi ujung busi. Jika angka menunjukkan 4,7 - 5,2 ohm, artinya busi iridium atau beresistor. jika didapat dapat angkanya di bawaha itu berarti busi non-resistor.

Di pasaran, banyak sekali busi iridium. Di antaranya NGK, Denso, Autolite dan Splitfire. Atau kalau mau lebih hardcore, bisa kebet lansiran HKS. Karena diperuntukkan mesin ubahan yang ekstrem. hargnya berkisar Rp 100- Rp. 500 ribu perset (4 pieces).

Kemudian busi jenis high performance yang tonjolan elektrodanya di tengah tidak tampak. Karakteritis busi ini lebih dingin dari iridium biasa.Pnggunaannya khusus buat mobil-mobil yang berkompresi sangat tinggi dan di bawah pengaruh boost turbo.

Tipe busi high performance ini sulit ditemui di pasaran. "Paling ada dua merek, NGK dan Denso," tegas Hans, punggawa SpeedZ. Soal harga, untuk satu set (4 spieces), untuk NGK high performance berkisar Rp 1,5 juta.

Kabel Busi Ikut diganti
Jika Anda memakai busi high performance, sebaiknya kabel busi standar ikut diganti. INgat, yang kualitas bagus bukan tergantung dari warna-warni, tapi melayani hantaran listrik ke busi. "yang bagus, core (kabel dalamnya) harus ada ulir kawat dan dilapis semacam karbon," ungkap Wiwin, sales dari Arena Motorsport di Kemayoran.

Banyaknya jumlah core yang tersedia dalam kabel busi tida serta merta mempengaruhi daya hantar yang baik. Bahkan jika hanya single core dan terdapat seperti syarat di atas, maka itu sudah cukup. Yang perlu diperhatikan, jika lilitan kawat pada masing-masing core harus rapat jarak satu sama lain.

Ada beragam kabel busi racing yang mengklaim punya kualitas mumpuni seperti syarat yang dikatakan pada awal tadi. Mungkin merek-merek seperti Blue Thunder, Hurricane, Red Line dll dengan rentang harga Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta, bisa jaadi pilihan.

Nissan X-Trail Terbaru Hadir Besok Di Manggala Wanabhakti

Jika sesuai dengan rencana, besok jam 09.00 WIB PT Nissan Motor Indonesia (NMI) akan memperkenalkan X-Trail baru di Manggala Wanabhakti, Jakarta Pusat. Hari itu memang khusus untuk para wartawan yang sekaligus boleh menjajal tiga varian yang siap dilansir NMI ke pasaran mobil tanah air. Sedang untuk pemilik Nissan X-Trail lama dan juga undangan umum bisa mencobanya, Minggu (6/7) di tempat yang sama.

Menurut Teddy Irawan, Deputy Director Sales & Marketing NMI melalui telpon seluler kepada Kompas.com, produk yang akan diperkenalkan berbahan bakar bensin dengan dua jenis kapasitas mesin. Pertama 2.0L manual bermesin QR20DE. Sama dengan dapur pacu Latio dan Grand Livina. Tak cuma itu, "Seperti intake dan exhause berada di satu tempat. Begitu juga suspensinya, kombinasi MacPherson dan Multi Link," jelas Teddy.

Selain mesin 2.0L, juga ada yang 2.5L CVT dan 2.5L CVT Top Grid, keduanya dibekali dapur pacu QR25DE. Bahkan keistimewaan Nissan X-Trail baru ini, terutama bertransmisi otomatis mempunyai persneling 6 tingkat percepatan, begitu juga dengan manual. Perihal harga, Teddy membocorkan varian paling rendah Rp 250 juta, sedang dua lagi Rp 286 juta (2.5L CVT) dan Rp 306 juta (2.5L CVT Top Grid). Dibandingkan dengan versi lama, perbedaannya cukup banyak. Namun X-Trail ini kembali head on dengan Honda CR-V yang memasang tarif, paling rendah Rp 286 juta, kemudian Rp 296 juta dan paling tinggi Rp 314 juta. Selain dengan Honda, X-Trail juga bertempur dengan Chevrolet Captiva mesin bensin dengnan rentang harga Rp 262 juta - Rp 270 juta lebih.

The New Peugeot Expert Tepee, MPV Alternatif

Tak seperti biasanya, PT Astra International Tbk-Peugeot yang identik sebagai produsen mobil kecil, pada tahun ini mengeluarkan produk barunya, The New Peugeot Expert Tepee. MPV dengan panjang 5.135 mm ini akan menemani keluarga yang memiliki hobi berkendara ke luar kota.Namun, tak perlu takut kebobolan kantong, sebab mobil 2.000 cc itu berbahan bakar solar, sehingga dapat jarak tempuh per liternya lebih jauh dari mobil berbahan bakar bensin.

Sistem High-pressure Direct Injection (HDi) yang dipadu dengan transmisi manual 6 tingkat percepatan membuat The New Peugeot Expert Tepee lebih irit dan memiliki getaran yang lebih halus.Chief Executive Officer PT Astra International Tbk-Peugeot, Constantinus Herlijoso, mengatakan perpaduan ini juga dapat menghasilkan tenaga maksimum sebesar 138 hp/4000 rpm dengan momen puntir maksimum 300 Nm/2000 rpm."Selain itu, mobil berstandar Euro 4 ini akan memanjakan penumpang dengan design eksterior dan interiornya. Memang, mobil ini hanya sedikit berbeda dari mobil sebelumnya. Tapi kenyamanan berkendara dengan mobil solar, ada pada Peugeot Expert Tepee ini," ujarnya ketika peluncuran mobil seharga Rp597,7 juta tersebut.

Dengan harga segitu, pihak Astra menargetkan 10 unit sampai akhir tahun. Sebab, Peugeot baru ingin menguji kemantapan produk dieselnya untuk konsumen Indonesia."Bukannya pesimistis, kami hanya ingin menguji dan mengevaluasi dulu, apakah mobil ini cocok untuk konsumen Indonesia atau tidak. Kami inginnya penjualan 10 unit ini tercapai dalam satu bulan," ujar Herlijoso.

Bentuknya yang mirip mini van ini, tampak istimewa dengan lekukan eksterior bagian samping hingga belakang tidak hanya memberikan kesan dinamis. Tetapi juga menggambarkan kekuatan energi yang dimiliki The New Peugeot Expert Tepee. Mobil ini menggunakan pintu sliding dengan ukuran cukup luas. Kaca depan yang luasnya mencapai 1.68 meter persegi membuat interior terasa terang dan lapang.

Saat melangkah ke dalam mobil MPV ini, langsung terasa kenyamanan menyelimuti khas Peugeot. Komposisi kursi dibuat menjadi dua di depan, tiga tengah, dan tiga belakang. Luasnya ruang kaki juga menambah kenyamanan perjalanan keluarga expert.Sistem suspensi kendaraan bermesin DW10UTED4 16 Valve itu mampu meredam goncangan secara maksimal karena mengandalkan tipe independent Mc Pherson Struts untuk roda depan, sedangkan pada roda belakang menggunakan deformable cross member.

The New Peugeot Expert Tepee tersedia dalam tiga warna pilihan, yaitu aster grey, aluminium, dan golden white. Dan di pasaran akan head on dengan Hyundai H1 XG yang baru akan di launching di IIMS.

Alphard From Korea

Kompas mendapat kesempatan menjajal dua produk Hyundai yang bakal dipajang di Indonesia International Motor Show (IIMS), yakni Hyundai H1 dan New Avega. Kedua-duanya merupakan fice lift, tapi siapa sangka sepanjang perjalanan menuju Sentul City, H1 dilirik banyak orang karena bentuknya, terutama dari depan mirip dengan Toyota Alphard.

Hyundai H1 yang kami rasakan ini tipe XG, sedang generasi sebelumnya GLS dan Elegan.Platformnya masih sama dengan dua pendahulunya, hanya yang baru ini dengan 9 penumpang dengan kursi tengah, baik di depan, tengah dan belakang bisa dilipat. kemudian kursi baris tengah dan belakang model sliding.

Yang lain-lainnya di interior hampir sama, kecuali layar monitor bertambah menjadi 5, empat di head rest bangku depan dan baris tengah. satu lagi di atas head unit yang bisa menampilkan GPS, lengkap dengan kecepatan rata-ratanya. hanya suara dengung ban cukup terdengar di telinga, mungkin coba diganti merek lain.

Dari sosok eksterior, PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) selaku ATPM Hyundai di tanah air coba menambahkan body kit, mulai dari bagian depan seperti bumper dan gril, kemudian side skirt dan bumper belakang. Jika dilihat dari depan dengan jarak sedikit jauh, Hyundai H1 ini mirip Alphard.

Selama dalam perjalanan, coba mengamati interiornya. Ada beberapa peranti yang dikontrol dari pengemudi. Seperti lampu kabin tengah, jika penumpangnya lupa mematikan, bisa dimatikan oleh pengemudi. begitu juga AC. Kemudian saaat hendak parkir, usah takut belakang menabrak benda karena dilengkapi dengan sensor kamera.

Kompas.com sempat juga berada didalam kabin sedan Hyundai, New Avega. Meski hanya face lift, tapi tampilannya kian manis lantaran. Seperti gril dan bumper yang menyatu, dipadu dengan lampu kabut. Sementara bagian belakang, desain sayap kecil dengan spoiler bawah dihiasi lampu, jadi tambah keren.

Sementara interior, tak ada pembaruan. Kecuali custter center dibikin motif karbon, namun bukan hitam tapi keperakan. Begitu juga pembuka pintu dalam. Door trim dilapisi kulit hitam yang menyatu dengan kursi.