14 March 2009

Suzuki Grand Vitara 2.4L Lebih Rigit dan Irit

Sekalipun baru dipasarkan April mendatang, pihak PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), selaku ATPM Suzuki mobil merasa yakin kalau Grand Vitara 2.4 mampu bersaing dengan kompetitornya, baik dari brand Amerika maupun Jepang yang sudah lebih dulu melenggang di pasar tanah air. Keyakinan SIM karena didukung keunggulan SUV baru mereka yang tidak dipunyai pesaingnya.

Kendati dari sisi eksterior, Grand Vitara 2.4L ini merupakan minor change dari model sebelumnya yang 2.0L. Sehingga tak ada perbedaan mencolok, meski tampilan gril dan bumper depan sudah lebih sporty. Perubahan lain, melipat kaca spion yang sudah dilengkapi sein, dilakukan secara elektronik.

Lampu utama menggunakan HID (high intensity discharge) projector yang dilengkapi fitur auto leveling dan auto headlamps. Jadi, posisi lampu akan mengatur secara otomatis ketika terjadi perubahan pada bodi (karena membawa penumpang atau beban). Trus, lampu akan menyala dengan sendirinya saat pencahayaan di luar mulai berkurang (sedikit gelap). Ini keunggulan dari Grand Vitara 2.4L yang tak dipunyai kompetitornya.

LEBIH IRIT DAN RIGIT
Untuk mesin, adanya peningkatan kapasitas dari 2.000 cc, secara logika, seharusnya dengan 2.400 cc pasti lebih boros. Ketika Kompas.com melakukan test drive dengan rute Yogyakarta-Salatiga-Semarang melewati kawasan wisata nasional Gunung Merapi, Jawa Tengah yang sarat tanjakan dan belokan, konsumsinya 11,8 km/liter.

Sementara ATPM mengklaim 12,6 km untuk transmisi manual, lebih jauh 3,6 km dibanding dapur pacu 2.000 cc untuk 1 liter (transmisi manual). Lebih iritnya mesin 2.400 cc 16V 4-inline ini, menurut Bebin Djuana didukung manajemen engine. ”Jadi, mesin ini memang dibikin untuk Grand Vitara 2.4. Di Jepangnya sendiri baru dilaunching sekitar 10 bulan yang lalu,” tegas Deputy GM Marketing 4W Brand II PT SIM itu.

Manajemen mesin yang dimaksud, menurut Bebin di antaranya program ECU (engine control unit) dan VVT (variable valve timing). Teknologi terakhir ini yang mengatur buka-tutup katup sesuai dengan kondisi kerja mesin. Dengan begitu, kerja mesin menjadi lebih efisien.

Yang menjadi tanda tanya, kenapa Vitara baru ini memakai mesin inline? Kok, bukannya V6 yang vibrasinya lebih halus dari mesin inline. Namun dari bobot, inline lebih ringan. Dan pertimbangan Grand Vitara pakai mesin inline, menurut Bebin untuk menekan biaya produksi. Untuk mengurangi getaran pada inline sudah dikasih balancer shaft.

Selain mesin, pada bagian kaki-kaki juga mendapat penyempurnaan. Paling nyata, pemakaian velg yang lebih besar dari R17 menjadi R18. Untuk sistem suspensi, ”Secara teknis, sistemnya tidak berubah. Hanya pada desain ulir (coil spring) dan sokbrekernya. Lalu, pada dudukan gardan belakang pakai braket hidraulis dan yang depan lebih diperkuat (reinforced). ”Sehingga mobil menjadi lebih rigit di tikungan,” bilang Bebin.

Masih dari kaki-kaki, untuk sistem penghenti laju, keempat roda sudah dilengkapi disc brake 4 ventilasi ditambah ABS, EDB dan BA.

Untuk interior hampir tak ada beda sama pendahulunya. Kecuali Multi Information Display (MID) menyatu dengan isntrumen indikator. Sementara jam yang sebelumnya berada di tengah dipindahkan ke head unit.