25 June 2008

Mesin Hibrida Diminta Pakai "Suara Palsu"

POLEMIK seputar potensi bahaya yang mungkin muncul akibat heningnya suara mobil bermesin hibrida (hybrid) memang belum tuntas. Senin (23/6), the National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) di Amerika Serikat menggelar rapat dengar pendapat menyoal polemik tersebut.

Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya, hadirnya mesin hibrida yang terkenal 'silent' itu tenyata bukan tanpa perkara. Pasalnya, pejalan kaki dan kaum tunanetra merasa menjadi pihak yang terancam keselamatannya dengan mobil hibrida. Dengar pendapat ini pun menindaklanjuti keputusan parlemen AS mengenai batas minimum suara yang harus dikeluarkan mesin yang terkenal ekonomis dan ramah lingkungan tersebut.

Dalam kesempatan ini, perwakilan dari the American Foundation for the Blind and National Federation of the Blind mengungkapkan, mobil hibrida berpotensi mengancam keselamatan 1,1 juta penyandang tunanetra di AS. Jumlah ini belum termasuk 20 juta orang lain yang tidak buta, namun memiliki keterbatasan penglihatan. Kekhawatiran yang sama pun ada pada para pengendara sepeda dan anak-anak.

Nah, beberapa pihak lantas menuntut mobil hibrida dilengkapi dengan 'suara buatan' (artifical noises). Sementara, pihak lain justru mengusulkan penggunaan teknologi komunikasi nirkabel untuk mengatasi problem ini. Intinya, NHTSA menentang penambahan suara yang menyebabkan polusi.

Dalam kesempatan ini, perwakilan pemilik kendaraan hibrida tidak diundang untuk memberikan pandangannya, namun Deputy Administrator NHTSA Jim Ports mengatakan, pihaknya telah menerima pandangan tertulis dari perwakilan pemilik mobil hibrida.

Di pihak lain, The Detroit 3, Toyota, dan enam produsen otomotif di AS mewakili the Alliance of Automobile Manufacturer menyatakan, produsen pada dasarnya mendukung ditemukannya solusi atas polemik tersebut. Namun, mereka tak melihat 'penambahan suara palsu' pada mesin hibrida sebagai solusi.

No comments: